Mereka mencegah 43 persen dan 29 persen rekomendasi buruk, tetapi para peneliti mengatakan alat yang ditawarkan oleh platform masih tidak memadai untuk menjauhkan konten yang tidak diinginkan.
“YouTube harus menghormati umpan balik yang dibagikan pengguna tentang pengalaman mereka, memperlakukannya sebagai sinyal yang berarti tentang bagaimana orang ingin menghabiskan waktu mereka di platform,” tulis para peneliti.
Juru bicara YouTube Elena Hernandez mengatakan, perilaku ini disengaja karena platform tidak mencoba memblokir semua konten yang terkait dengan suatu topik.
Namun, Hernandez mengkritik laporan tersebut, dengan mengatakan bahwa laporan tersebut tidak mempertimbangkan bagaimana kontrol YouTube dirancang.
“Kontrol kami tidak menyaring seluruh topik atau sudut pandang, karena ini dapat memiliki efek negatif bagi pemirsa, seperti membuat ruang gema,” kata Hernandez dilansir laman The Verge, Rabu (21/9/2022).

“Kami menyambut baik penelitian akademis di platform kami, itulah sebabnya kami baru-baru ini memperluas akses API Data melalui Program Peneliti YouTube kami. Laporan Mozilla tidak memperhitungkan bagaimana sebenarnya sistem kami bekerja, dan oleh karena itu sulit bagi kami untuk mengumpulkan banyak wawasan,” jelasnya.
Hernandez mengatakan, definisi Mozilla tentang "mirip" gagal mempertimbangkan cara kerja sistem rekomendasi YouTube.
"Opsi 'tidak tertarik' menghapus video tertentu, dan tombol 'jangan rekomendasikan saluran', mencegah saluran tersebut direkomendasikan di masa mendatang," kata Hernandez.
Perusahaan mengatakan, tidak berusaha menghentikan rekomendasi semua konten yang terkait dengan topik, opini, atau pembicara.
Baca Juga: Rekomendasi HP Harga Rp 1 Jutaan Terbaik untuk Gaming Ringan
Selain YouTube, platform lain seperti TikTok dan Instagram telah memperkenalkan lebih banyak alat umpan balik bagi pengguna untuk melatih algoritme.