Suara.com - Menyusul kekhawatiran bahwa data pengguna TikTok di Amerika Serikat (AS) telah berulang kali diakses dari China, COO aplikasi tersebut diinterogasi oleh anggota parlemen AS.
Pada Rabu (14/9/2022), Chief Operating Officer TikTok Vanessa Pappas bersaksi di depan Komite Keamanan Dalam Negeri Senat AS mengenai perincian tentang perusahaan tersebut.
Saat menjawab pertanyaan tentang struktur perusahaan TikTok, Pappas tidak menjamin akan memutus semua aliran data dan metadata ke China.
“Akankah TikTok berkomitmen untuk memutus semua data dan aliran data ke China, karyawan TikTok yang berbasis di China, karyawan ByteDance, atau pihak lain mana pun di China yang mungkin memiliki kemampuan untuk mengakses informasi tentang pengguna AS?” tanya senator Rob Portman.
Baca Juga: Kasir Minimarket Ketar-ketir Tahu Pendapatan Pengamen yang Datang Tukar Uang, Segini per Harinya!
Pappas berulang kali menolak untuk memenuhi permintaan tersebut tetapi berjanji bahwa hasil negosiasinya dengan pemerintah AS akan memenuhi semua masalah keamanan nasional.
Dia meyakinkan anggota parlemen bahwa TikTok tidak beroperasi di China, meskipun memiliki kantor di sana, dilansir laman Metro.uk, Minggu (18/9/2022).
TikTok pada dasarnya adalah perusahaan Cina yang dimiliki oleh ByteDance, yang pendirinya adalah orang China, dengan kantor di Cina.
Undang-undang keamanan nasional China menyatakan bahwa perusahaan yang berlokasi di sana harus bekerja sama dengan permintaan data dari pemerintah.
Ini membuat TikTok dalam masalah di AS, setelah seorang pejabat regulator komunikasi Amerika baru-baru ini meminta Apple dan Google untuk melarang aplikasi tersebut karena masalah 'keamanan nasional'.
Baca Juga: Bikin Melongo! Kakek-Kakek di Lombok Nikahi Remaja Berusia 17 Tahun, Beda Usianya Sampai 35 Tahun
Kemungkinan bahwa data pengguna AS dapat menemukan jalannya ke pemerintah China dan digunakan untuk melemahkan kepentingan AS menjadi perhatian.
Ketakutan ini didukung oleh laporan baru-baru ini oleh Buzzfeed News yang mengungkapkan data pengguna AS di TikTok telah berulang kali diakses dari China.
Dalam persidangan, Pappas menegaskan bahwa perusahaan telah mengatakan, dalam catatan, bahwa karyawan China memang memiliki akses ke data pengguna AS.
Dia juga menegaskan kembali bahwa TikTok telah mengatakan 'dalam keadaan apa pun ... memberikan data itu ke China' dan menyangkal bahwa TikTok dengan cara apa pun dipengaruhi oleh China.
Namun, tidak jelas apakah perusahaan induk TokTok, ByteDance, akan menyimpan data pengguna AS dari pemerintah China atau apakah ByteDance dapat dipengaruhi oleh China.