CEO Indodax Bantah Ada Kebocoran Data 50.000 Pengguna

Liberty Jemadu Suara.Com
Rabu, 14 September 2022 | 19:57 WIB
CEO Indodax Bantah Ada Kebocoran Data 50.000 Pengguna
CEO Indodax Oscar Darmawan membantah ada kebocoran data 50.000 pengguna layanan dagang kriptonya. (Antara/HO-Indodax)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - CEO Indodax Oscar Darmawan membantah kabar bahwa platform perdagangan kriptonya telah diretas dan bahwa data milik 50.000 penggunanya telah dibocorkan ke internet.

Oscar, dalam keterangan di akun Instagram-nya, Rabu (14/9/20220, mengatakan bahwa kabar tentang kebocoran kredensial pengguna tersebut adalah hoaks.

"Itu 100 persen hoaks. Dilihat sekilas pun data itu sudah jelas salah," tegas Oscar dalam video yang diunggahnya di Instagram.

Ia mengatakan bahwa Indodax tidak memiliki member di Afghanistan dan Pakistan, seperti yang diterakan di dalam peta kebocoran data yang diunggah oleh perusahaan keamanan siber Dark Tracer.

Baca Juga: Kebocoran Data 102 Juta Warga RI dari Kemensos, Pakar : Kemungkinan Besar Valid

"Member Indodax itu 99 persen warga Indonesia," lanjut Oscar.

Ia juga mengatakan bahwa informasi tentang kebocoran data pengguna Indodax tersebut diduga merupakan bentuk persaingan tidak sehat.

"Saya sangat menyarankan kita sesama pemain kripto saling menjaga ekosistem ini lebih bersih," kata Oscar.

Sebelumnya diberitakan bahwa Indodax telah diretas dan data-data penting milik sekitar 50.000 penggunanya telah dibocorkan dark web. Informasi ini pertama kali disebar perusahaan keamanan siber Dark Tracer yang bermarkas di Singapura, Rabu siang.

Yang dibocorkan dalam insiden ini adalah kredensial pemilik akun Indodax. Diduga di dalamnya termasuk nama akun dan password mereka.

Baca Juga: Diduga Kena Retas, Data 50.000 Pengguna Indodax Disebar di Internet

Dari 50.000 pengguna Indodax yang jadi korban peretasan ini, sekitar 82,7 persen di antaranya berasal dari Indonesia. Belum diketahui pihak mana yang melakukan peretasan ini.

Dark Tracer juga membeberkan bahwa Indodax menjadi korban peretasan yang menggunakan stealer malware, sejenis serangan siber yang menggunakan malware untuk menyusup dan mencuri data transaksi demi kepentingan finansial.

Stealer malware biasanya masuk ke komputer via email berisi tautan atau akibat mengakses web-web berbahaya di internet.

Indodax sendiri merupakan salah satu platform dagang kripto terbesar di Indonesia. Pada pekan lalu, CTO Indodax William Sutanto mengklaim layanannya telah memiliki 5,5 juta anggota terdaftar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI