Suara.com - Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) berencana memegang peraturan baru untuk memberlakukan pembatasan ekspor tambahan pada AI dan alat pembuat chip ke China.
Departemen Perdagangan dilaporkan telah mengirim apa yang disebut surat "diinformasikan" ke beberapa perusahaan AS untuk mengomunikasikan perubahan dan menetapkan batasan baru.
Surat-surat tersebut melarang perusahaan, termasuk Lam Research Corp, KLA Corp, dan Applied Maetirals Inc., mengekspor peralatan pembuatan chip sub-14nm ke pabrik-pabrik China.
Selanjutnya, Departemen Perdagangan juga mengirim surat kepada AMD dan NVIDIA, menginstruksikan mereka untuk menghentikan pengiriman beberapa chip komputasi AI ke China.
Baca Juga: MacBook Air M2 Masuk Indonesia 12 September, Harga Mulai Rp 21 Juta dan Berbekal Chip M2
Perusahaan yang telah menerima surat tersebut perlu mendapatkan lisensi Departemen Perdagangan, sebelum mereka dapat melanjutkan mengekspor chip dan teknologi pembuatan AI ke China.
Pembatasan yang disebutkan dalam surat hanya berlaku untuk perusahaan yang menerimanya.
Namun, surat-surat ini dikirim ketika perubahan perlu terjadi dalam waktu singkat dan biasanya diikuti oleh peraturan nasional yang lebih luas.
Di tengah semua ini, Samsung berusaha menghindari kerusakan tambahan dalam perang chip AS-China.
Pekan lalu, pemimpin bisnis chip Samsung, Kyung Kye-hyun, mengatakan bahwa pembatasan lebih lanjut dapat menyebabkan kesulitan dalam jangka panjang ketika harus memasang peralatan baru ke pabrik di China.
Baca Juga: Samsung Beri Peringatan Penurunan Penjualan Chip Memori hingga 2023
Dilansir laman Sammobile, Selasa (13/9/2022), eksekutif Samsung menambahkan bahwa perusahaan ingin menemukan win-win solution.
Melihat bagaimana Departemen Perdagangan AS sekarang telah mengambil langkah-langkah untuk membatasi ekspor chip dan peralatan pabrik AI ke China, Samsung mungkin tidak banyak bicara tentang masalah ini.
Seorang juru bicara Departemen Perdagangan mengatakan bahwa pihaknya mengambil pendekatan komprehensif untuk menerapkan tindakan tambahan untuk melindungi keamanan nasional AS dan kepentingan kebijakan luar negeri.
AS sekarang mencoba memanfaatkan kerentanan itu dalam upayanya untuk memperkuat manufaktur lokal dan menurunkan ketergantungannya pada rantai pasokan China.