Suara.com - Elon Musk telah mengirim surat ketiga ke Twitter yang mencoba menghentikan akuisisi perusahaan senilai 44 miliar dolar AS atau sekitar Rp 652 triliun. Dilansir dari The Verge, Selasa (13/9/2022), Tim hukum Musk mengutip pembayaran pesangon jutaan dolar Twitter kepada mantan kepala keamanan dan pelapor Peiter Zatko sebagai pelanggaran terhadap perjanjian merger dan alasan untuk mengakhiri kesepakatan.
Surat yang dikirim Elon Musk tersebut, tertanggal 9 September 2022, dikirim ke kepala petugas hukum Twitter Vijaya Gadde, dan dimasukkan dalam pengajuan Twitter yang dibuat dengan SEC pada hari Jumat.
Bulan lalu, Peiter Zatko menjadi berita utama dengan menuduh Twitter menyesatkan investor tentang jumlah bot pada layanan tersebut, gagal menghapus data pengguna, dan memiliki praktik keamanan yang buruk.
Musk melontarkan tuduhan itu, mengutipnya dalam surat penghentian keduanya dan memanggil Zatko untuk bersaksi dalam gugatan itu. Adapun sidang akan digelar pada Jumat.
Baca Juga: Hadiah dari Mantan Jadi Cuan, Sejumlah Barang dari Elon Musk Dilelang Sang Mantan
Elon Musk mengirim surat penghentian pertamanya pada bulan Juli, mengatakan bahwa Twitter menyesatkannya tentang jumlah bot di platformnya, dan bahwa perusahaan tidak akan memberinya akses ke informasi yang dia butuhkan untuk membuat keputusannya sendiri. Ini terlepas dari kenyataan bahwa ia diberi akses ke API "firehose" yang berisi setiap tweet.
Pada hari Kamis, Wall Street Journal melaporkan bahwa Twitter telah setuju untuk membayar Zatko sekitar 7 juta dolar AS sebelum dia meninggalkan perusahaan, sehubungan dengan kompensasi yang hilang setelah dia dan perusahaan bernegosiasi tentang pembayaran selama berbulan-bulan.
Pengacara Musk mengutipnya sebagai alasan lain mengapa kesepakatannya untuk membeli perusahaan media sosial tidak boleh tercapai. Perjanjian pembelian melarang Twitter memberikan pesangon atau pembayaran pemutusan hubungan kerja yang tidak biasa.
Menurut Journal, penyelesaiannya tidak terlalu aneh, mengingat Zatko adalah seorang eksekutif yang meninggalkan perusahaan. Namun sepertinya Musk tidak setuju. Surat itu juga menyebutkan Musk tidak mengetahui tentang perjanjian pemisahan sampai Twitter mengajukannya ke pengadilan.
Apakah Musk benar-benar diizinkan untuk mengakhiri kesepakatan adalah masalah pengadilan di Delaware setelah Twitter menggugat Musk pada bulan Juli karena mencoba meninggalkan kesepakatan.
Kanselir Kathaleen McCormick telah memutuskan bahwa Musk akan diizinkan menggunakan tuduhan Zatko untuk mendukung kasusnya, dan bahwa akan ada penemuan "terbatas" pada dokumen yang terkait dengan laporan pelapor.
Pada bulan Agustus, Musk mengajukan pemberitahuan penghentian kedua, mengutip laporan asli. Adapun sidang akan dimulai pada 17 Oktober mendatang.