Saat ini, masyarakat kembali dihebohkan dengan adanya hacker atau peretas yang berhasil membobol ratusan jutaan data pada beberapa Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) dan juga diduga dokumen rahasia milik Presiden Joko Widodo.
Diketahui, peretas yang berhasil membocorkan dan memperjualbelikan data tersebut adalah oknum yang memiliki username Bjorka.
Masih belum diketahui siapa yang ada dibalik hacker Bjorka tersebut, tetapi saat ini kasus tersebut tengah ditangani oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
BSSN saat ini tengah melakukan penelusuran terhadap beberapa dugaan insiden kebocoran data yang terjadi di masyarakat. BSSN juga diketahui telah melakukan koordinasi dengan setiap PSE yang diduga telah mengalami insiden kebocoran data. Tidak terkecuali dengan PSE yang ada di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara.
Kasus peretasan ini tentu saja bukan yang pertama kalinya terjadi di dunia. Banyak data-data baik di negara Indonesia maupun dunia diretas oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Hal tersebut dikarenakan terdapat beberapa hacker yang pernah ditakuti dunia dan dinilai sangat berbahaya bagi keamanan.
Lantas, siapa sajakah hacker terkenal dan berbahaya di dunia? Simak informasi lengkapnya berikut ini.
1. Jonathan James
Jonathan James menjadi salah satu peretas paling ditakuti di dunia. Di usianya yang menginjak 15 tahun, James berhasil melakukan peretasan untuk modernisasi sekolahnya yang ada di Florida.
Baca Juga: Senggol Puan Maharani Dan Erick Thohir, Akun Bjorka Ungkap Ketidakmungkinan Jadi Presiden 2024
Tidak hanya itu, James juga pernah memporak-porandakan situs Departemen Pertahanan milik Amerika Serikat dan juga telah membobol perangkat lunak (software) yang dimiliki oleh NASA dengan nilai sebesar US$25 miliar.
Tidak main-main, James berhasil mengendalikan software yang digunakan untuk mengontrol satelit yang ada di seluruh dunia.
Aksinya tersebut berhasil tercium oleh pihak kepolisian. James pun ditangkap dan mendapatkan hukuman penjara rumah selama 6 bulan.
Setelah dirinya dibebaskan, James juga dilarang untuk melakukan interaksi dengan komputer hingga usianya menginjak 18 tahun.
Namun, pada tahun 2008, James tewas karena bunuh diri. Ia memilih untuk bunuh diri karena merasa selalu diikuti dan diawasi oleh pemerintah Amerika Serikat.
2. Gary Mckinnon
Gary Mckinnon merupakan peretas handal asal Inggris. Gary menjadi salah satu peretas paling berbahaya yang ada di dunia setelah ia berhasil meretas sebanyak 97 sistem militer dan pertahanan yang ada di Amerika Serikat dalam waktu 13 bulan.
Tidak hanya itu, Gary berhasil memporak-porandakan komputer milik Pentagon dan NASA serta mematikan dua ribu komputer di sebuah perusahaan yang terkenal.
3. Jim Geovedi
Kali ini, peretas paling menakutkan datang dari Indonesia. Jim merupakan hacker yang ditakuti di dunia.
Hal tersebut diakui setelah dirinya berhasil mengubah arah dua buah satelit milik Indonesia dan satu buah satelit milik China.
Diketahui, Jim melakukan aksinya karena ia ingin melihat kekurangan satelit. Tidak hanya itu, diakui oleh Jim kepada dunia, ia bisa mengendalikan jaringan internet di Indonesia serta melakukan modifikasi semua transaksi keuangan. Namun Jim enggan untuk melakukan hal tersebut.
4. Anonymous
Anonymous adalah sekelompok hacker yang dibentuk pada tahun 2003 silam. Anonymous merupakan sekelompok hacker yang memiliki ciri khas tersendiri, yaitu menggunakan topeng.
Anonymous menjadi salah satu hacker yang paling ditakuti di dunia setelah menentang sensor yang dilakukan oleh pemerintah.
Tidak hanya itu, ia juga menolak adanya pembatasan internet yang telah diatur oleh pemerintah.
Kelompok hacker ini menjadi hacker yang paling berpengaruh di dunia karena tindakannya memerangi tindakan kelompok teroris ISIS.
5. Edward Majerczyk
Beberapa waktu lalu, dunia sempat dihebohkan dengan bocornya foto telanjang artis internasional di internet, diketahui hal tersebut merupakan ulah dari Edward.
Foto tersebut merupakan milik Jennifer Lawrence. Aksinya diketahui pihak kepolisian, Edward pun ditangkap lalu mendekam di penjara selama 9 bulan lamanya.
Kontributor : Syifa Khoerunnisa