Suara.com - Akhir-akhir ini publik dihebohkan dengan peretas atau hacker Bjorka yang menjual data pribadi warga Indonesia sebanyak 1,3 Miliar dengan harga USD 50.000 atau sekitar Rp745,6 juta.
Kasus kebocoran data di Indonesia bukan kali pertama, namun pernah terjadi sebelumnya dengan kasus yang berbeda.
Berikut ini adalah deretan kasus kebocoran data di Indonesia, yang dirangkum Suara.com dari yang terbaru sampai kasus lama:
1. Data Kartu SIM
Baca Juga: Anggota Dewan Pertanyakan Kinerja Kominfo Terkait Kebocoran Data
Belum lama ini, masyarakat dibuat geleng-geleng kepala dengan bocornya data 1,3 miliar data pengguna Sim Card.
Data pengguna Kartu SIM warga Indonesia bocor ke situs gelap yang terdiri dari nama, No HP, NIK dan sebagainya.
Lucunya, Kominfo seolah cuci tangan atas masalah ini dengan mengaku jika kebocoran data bukan karena kesalahan mereka.
Pada 18 Agustus 2022 lalu, viral di Twitter sebuah unggahan yang menyebut jika data 17 juta data pelanggan PLN bocor ke forum gelap.
Baca Juga: KPU Bantah Databasenya Jadi Sumber Kebocoran Data 150 Juta Penduduk
Rincian data yang bisa diakses dari kebocoran tersebut adalah field ID, ID pelanggan, nama pelanggan, alamat pelanggan, tipe energi, kWh, nomor meteran, hingga tipe meteran.
Meski demikian, pihak PLN mengatakan jika data pelanggan mereka aman dan sampai saat ini tidak diambil tindakan nyata atas rumor tersebut.
Indihome menjadi salah satu layanan WiFi rumahan yang banyak digunakan di Indonesia. Namun pada pertengahan Agustus 2022 lalu, mendadak muncul rumor jika sekitar 26 juta data pelanggan IndiHome bocor.
Ngerinya, riwayat pencarian pelanggan ketika berselancar di dunia maya-pun bisa diketahui para hacker. Tentu saja ini mengkhawatirkan sebab bisa digunakan untuk memeras korban potensial.
4. Data BPJS
Pada Mei 2021, Indonesia dikejutkan dengan bocorkan 279 juta penduduk Indonesia yang terdaftar di BPJS. Data tersebut juga sudah muncul di forum hacker. Menurut kabar yang beredar, data pengguna BPJS dibobol hacker.
Bahkan data-data tersebut dibanderol dengan harga yang cukup mahal yakni mencapai 0,15 bitcoin atau sekitar Rp87,6 juta. Beberapa data yang bisa didapat pembeli dari bocornya data BPJS tersebut adalah nama lengkap, KTP, nomor telepon, email, gaji, hingga alamat.
5.Data eHac
Berita tentang kebocoran data eHac terjadi pada akhir Agustus 2021. Beberapa data yang berhasil dibobol dari situs tersebut adalah nama lengkap, tanggal lahir, pekerjaan, foto pribadi, nomor induk kependudukan, nomor pasport, hasil tes Covid-19.
Kemudian ada pula identitas rumah sakit, alamat, nomor telepon dan beberapa informasi lainnya. Namun perwakilan Kemenkes mengatakan jika kebocoran data tersebut berasal dari eHac lama bukan yang baru.
Ia mengatakan aplikasi tersebut sudah tak lagi digunakan sejak 2 Juli 2021. Meski demikian yang perlu diketahui, data-data masyarakat sudah bocor ke pasar gelap. [Damai Lestari]