Suara.com - Apa yang terjadi jika dunia tanpa keamanan siber? Hal ini menjadi perhatian Vitaly Kamluk, Direktur Global Research & Analysis Team (GReAT) untuk Asia Pasifik (APAC) di Kaspersky.
Dia mengungkapkan kemungkinan distopia digital setelah entitas pertahanan online dihapus dari realitas.
“Diproyeksikan bahwa pengeluaran keamanan siber secara global akan tumbuh menjadi 460 miliar Dolar AS di tahun-tahun mendatang," ujarnya dilansir keterangan resminya, Rabu (7/9/2022).
Lanskap ancaman saat ini dapat meningkatkan proyeksi tersebut jika ingin mempertimbangkan situasi nyata di seluruh dunia.
"Jadi, wajar untuk bertanya mengapa kita harus berinvestasi begitu banyak ke dalam keamanan siber dan apakah situasi akan lebih baik jika mengalokasikan dana yang dimiliki untuk hal lain,” kata Kamluk.
Menghapus entitas pertahanan dunia maya membuka pintu lebar bagi para pelaku kejahatan siber untuk mengeksploitasi data pengguna.
![Ilustrasi kejahatan siber [Foto: Antara]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/10/03/97951-ilustrasi-kejahatan-siber.jpg)
Mulai dari informasi keuangan, kemungkinan masalah kesehatan, rencana perjalanan, pengeluaran, dan masih banyak lagi.
Juga akan ada kemungkinan pembelian palsu, dengan setiap orang dapat mengklaim identitas seseorang untuk membeli dan bahkan mentransfer uang.
Tanpa kontrol akses, pemungutan suara dan survei elektronik dapat dicurangi untuk kepentingan pihak tertentu.
Baca Juga: Aturan Uni Eropa Paksa Pembaruan Sistem Operasi Ponsel Dirilis Minimal 3 Tahun
Tidak ada yang akan memiliki akun pribadi online karena tidak akan ada yang bersifat personal.