Suara.com - Pakar keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya menyatakan kebocoran data 1,3 miliar nomor SIM yang ramai di Twitter adalah data valid. Dari sampel data yang beredar, nomor itu juga terbukti valid.
"Data registrasi SIM-nya valid. Nomornya valid, dan sudah di-cross check ke beberapa nomor," kata Alfons saat dikonfirmasi Suara.com, Kamis (1/9/2022).
Tapi Alfons belum bisa memastikan sumber data yang diperoleh hacker tersebut. Ia hanya bisa merujuk pada klaim peretas kalau data itu diperoleh dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
"Menurut klaim datanya dari Kominfo," ucap dia.
Saat ditanya apakah sumber kebocoran data itu berasal dari Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) seperti yang terjadi pada tahun 2018, ia kembali belum bisa memastikan apakah itu memang dari sana.
"Harusnya ini bukan data Dukcapil karena ada data 2020. Jadi logikanya ini data yang berbeda," ungkapnya.
Ia juga mengatakan kalau data ini bukan hanya dari salah satu operator seluler karena sampel nomor SIM terdiri dari beberapa provider.
"Sumber data kebocorannya sih kayaknya bukan dari Telkom karena mengandung data provider telko lain," ucapnya.
Kendati demikian, ia kembali menegaskan kalau kebocoran data itu memang valid. Lebih lagi jumlahnya sangat besar karena mencapai 1,3 miliar.
Baca Juga: Bantah Data 1,3 M Kartu SIM Dibobol Hacker, Kominfo: Enggak Ada, Beda Formatnya
"Iya, datanya valid dan bocornya luar biasa besarnya. Agak bikin malu kita sih," katanya.