Suara.com - Kominfo menjadi perbincangan hangat warganet pengguna media sosial setelah dilaporkan sebanyak 1,3 miliar data kartu SIM diduga bocor dan dijual di forum gelap.
Akibat hal tersebut, terpantau kata kunci Kominfo menduduki Trending Topic Twitter Indonesia sebanyak lebih dari 6.200 tweet.
"Tahun 2018 @kemkominfo memaksa kita untuk melakukan registrasi nomor HP menggunakan NIK dan KK, dijanjikan akan terbebas dari spam. Terbebas dari spam tak didapat, kini data registrasi no HP (NIK, no HP, provider, tanggal registrasi) sebanyak 1,3 miliar bocor dan dijual #BlokirKominfo," tulis akun @secgron
Melalui cuitan tersebut, banyak pengguna yang mengeluh atas kebocoran data pribadi yang kerap terjadi di Indonesia.
Baca Juga: 1,3 Miliar Data Kartu SIM Diduga Bocor, Dijual Hacker Rp 744 Juta
Beberapa warganet juga menyindir tentang lapisan keamanan Kominfo dan kinerja Kementerian tersebut.
"Kominfo: nanti akan kami blokir websitenya. Negara kok open source sih @kemkominfo?" komentar @ndagels
"Negara open source. Kalau Kominfo nggak becus kerja, mending dibubarin aja," tambah @Jam2359WIB
"Hello @kemkominfo, kejadian berulang cuman beda instansi. Ini hackernya yang jago atau securitynya yang lemah ya?" sahut @mhafil
Di sisi lain, tak sedikit warganet yang sarkas mengaku bahwa mereka tidak heran jika kasus kebocoran data kembali terjadi.
Baca Juga: China Nilai Isu DEWG Penting Bagi Perekonomian Global
"Halo Kominfo. Ada kejutan lagi. Eh, udah nggak kaget ding. Udah biasa lihat ginian. Maaf sekali, saya udah nggak percaya sama negara. Suka-suka kalian aja negeri mau diapain. Rakyat mah, tinggal nuntut pejabat-pejabat di akhirat aja," cuit @regalia_wind
Tak sedikit pula warganet yang mencuitkan rasa kesalnya dan menyindir Kominfo tentang "kemampuan" kementerian tersebut karena terlalu sering kasus kebocoran data terjadi.
"Skill Kominfo yang kalian tidak ketahui: satu, dapat memblokir APK. Dua, dapat memancing amarah orang," timpal @Budi00064700
Informasi kebocoran data ini sendiri pertama kali dibagikan oleh pengguna akun Twitter Muh. Rifqy Priyo S. Terungkap ukuran data yang bocor mencapai 87GB.
Isi data yang bocor mencakup Nomor Induk Kependudukan (NIK), nomor telepon, nama provider, dan tanggal registrasi. Akun pengunggah data bahkan memberikan akses 2 juta sampel data yang dapat diunduh secara gratis.