Berdasarkan penelusuran Suara.com, dua ponsel itu adalah Xiaomi Redmi Note 9T and Redmi Note 11. Pada 12 Agustus kemarin, perusahaan keamanan siber Check Point memang mengungkap adanya celah keamanan pada kedua ponsel yang dipacu prosesor Mediatek ini.
Celah keamanan itu ditemukan pada sistem pembayaran yang mengandalkan cip Mediatek untuk menyediakan layanan Trusted Execution Environment (TEE).
TEE adalah area pada prosesor yang digunakan untuk memproses dan menjaga informasi sensitif, seperti kode kriptografi yang diperlukan dalam melakukan transaksi keuangan.
Ponsel-ponsel Xiaomi yang dipacu Mediatek menggunakan arsitektur TEE Kinibi, yang memiliki ruang virtual terpisah untuk menyimpan informasi penting tadi. Ruang ini dirancang untuk menjalankan aplikasi-aplikasi terpercaya, yang bertanggung jawab untuk mengelola keamaman.
Tetapi para peneliti menemukan kelemahan pada format aplikasi yang digunakan Xiaomi. Mereka bisa mengganti aplikasi terpercaya itu dengan aplikasi lain yang keamanannya lebih lemah, sehingga mudah disusupi.
Untuk mengatasi masalah ini para peneliti Check Point, perusahaan keamanan siber asal Israel, menyarankan pengguna HP Xiaomi dengan prosesor Mediatek untuk memperbarui software terbaru versi Juni 2022 yang bisa menambal celah keamanan tadi.