Deretan Mitos Baterai Ponsel, Benarkan Charger Semalaman Bikin Rusak?

Minggu, 28 Agustus 2022 | 13:57 WIB
Deretan Mitos Baterai Ponsel, Benarkan Charger Semalaman Bikin Rusak?
Ilustrasi pengisi daya ponsel. [Poco Indonesia]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Baterai adalah salah satu komponen penting di smartphone untuk memenuhi aktivitas pengguna.

Terlebih penggunaan ponsel untuk aktivitas sehari-hari makin naik selama pandemi Covid-19.

Berdasarkan laporan State of Mobile 2022, orang Indonesia menghabiskan waktunya main ponsel mencapai rata-rata lebih dari lima jam dalam sehari.

Kebanyakan orang Indonesia menghabiskan waktu di aplikasi seperti YouTube, TikTok, dan Instagram.

Baca Juga: Poco Segera Bawa Barisan Ponsel Baru ke Indonesia

"Ditambah lagi sejak terjadinya pandemi, tercatat waktu yang dihabiskan untuk menonton melalui aplikasi video streaming naik 93 persen dibandingkan sebelum pandemi," kata Poco Indonesia dalam keterangannya, dikutip Minggu (28/8/2022).

Poco Indonesia mengungkapkan sejumlah mitos terkait baterai ponsel.

Poco F4 debut global pada Kamis (23/6/2022). [Suara.com/Dicky Prastya]
Isi kotak Poco F4. [Suara.com/Dicky Prastya]

Salah satunya adalah aktivitas mengisi daya (charger) semalaman yang bisa membuat ponsel rusak. Benarkah demikian?

Berikut mitos dan fakta soal baterai ponsel:

1. Charger baterai semalaman membuat ponsel rusak

Baca Juga: Dua Mobil Terbakar saat Isi Baterai Ponsel

Mitos populer yang banyak dibicarakan adalah charger baterai semalaman diyakini bisa bikin ponsel rusak. Faktanya hal ini tidak 100 persen benar.

Sebab, teknologi pengisian ulang pada smartphone terbaru bisa menghentikan proses charging ketika daya sudah penuh.

Contohnya di ponsel Poco yang dilengkapi Overcharge Protection Circuit untuk menghentikan arus pengisian ulang ketika baterai sudah penuh.

Ada lagi fitur AdaptiveCharge yang bisa menyesuaikan kebiasaan pengguna ketika pengisian ulang baterai smartphone semalaman.

2. Baterai harus habis sebelum di-charger lagi

Poco menilai kalau ini akan menyulitkan pengguna karena tidak fleksibel untuk melakukan pengisian ulang.

Ilustrasi baterai Lithium-ion. [Kumpan Electric/Unsplash]
Ilustrasi baterai Lithium-ion. [Kumpan Electric/Unsplash]

Sebab ponsel sekarang kini menggunakan materi baterai lithium-ion.

Bahan itu membuat pengisian ulang bisa disesuaikan dengan kapasitas baterai yang dibutuhkan.

Sebab baterai telah mampu mendeteksi berapa daya yang diperlukan.

3. Ponsel baru harus di-charger dulu sebelum dipakai

Mitos ini memang direkomendasikan oleh toko-toko smartphone ketika pengguna membeli ponsel baru.

Tapi saran itu berlaku sudah lama, kira-kira 10 tahun lalu.

Kini hal tersebut hanya mitos karena smartphone terbaru sekarang ini bisa langsung digunakan. Walaupun memang kondisinya masih baru dibeli.

4. Ponsel tidak boleh dipakai saat charger agar tak meledak

Anggapan ini meningkat saat terjadi kasus kecelakaan penggunaan smartphone saat smartphone tersebut diisi ulang beberapa waktu lalu.

Ilustrasi ponsel meledak. (Shutterstock)
Ilustrasi ponsel meledak. (Shutterstock)

Sebenarnya penggunaan smartphone terbaru kini bisa dilakukan sambil pengisian ulang.

Tetapi, tetap tidak direkomendasikan karena akan mengurangi kecepatan pengisian ulang baterai smartphone.

Jadi pengguna disarankan untuk agar tidak menggunakan ponsel saat pengisian ulang agar semakin optimal.

5. Charger non ori bikin rusak baterai

Charger bawaan adalah hal paling direkomendasikan bagi para pengguna smartphone.

Tapi charger non-ori atau buatan pihak ketiga sebenarnya juga bisa dipakai untuk mengisi ulang baterai ponsel.

Hal yang perlu diperhatikan pengguna adalah kualitas dan tegangan charger, apakah itu sesuai dengan ponsel yang akan diisi ulang.

6. Ponsel disimpan di kulkas atau dijemur agar baterainya awet

Poco menilai kalau itu justru berbahaya karena saat ini baterai ponsel umumnya berjenis lithium-ion.

Ilustrasi kulkas. (Unsplash.com)
Ilustrasi kulkas. (Unsplash.com)

Nah, jenis baterai itu bisa rusak apabila ponsel berada di tempat yang sangat panas atau sangat dingin.

7. Mematikan GPS, Wifi, dan Bluetooth agar baterai lebih awet

Penggunaan fitur-fitur tersebut memang membutuhkan daya, tetapi kini telah semakin canggih dan otomatis disesuaikan dengan kebutuhan pengguna pada ponsel terbaru.

Sehingga hal itu tidak menghabiskan daya baterai secara signifikan.

Lebih lagi fitur-fitur tersebut esensial bagi pengguna, misalnya GPS.

Dengan GPS pengguna bisa menemukan lokasi jadi lebih mudah.

GPS secara akurat juga mencatat keberadaan lokasi sehingga mempermudah mobilitas, mengetahui keberadaan smartphone ketika tertinggal atau berpindah tangan selama GPS tersebut dinyalakan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI