Suara.com - PR Manager Oppo Indonesia, Aryo Meidianto mengungkapkan kalau penjualan ponsel Oppo tak mengalami dampak inflasi maupun kenaikan harga barang pokok, khususnya pada kuartal satu (Q1) 2022.
"Mungkin kalau dari brand-brand lain memang saat itu tidak mengeluarkan perangkat sama sekali. Nah kalau Oppo itu kan launching, waktu itu Oppo A55," kata Aryo saat konferensi pers di OPPO Gallery Gandaria City, Jakarta Selatan, Jumat (26/8/2022).
Komentar Aryo ini menanggapi hasil riset dari IDC. Firma riset pasar itu mengungkapkan kalau pasar ponsel di Indonesia mulai lesu di awal 2022.
Disebutkan kalau angka pengiriman ponsel di Indonesia mencapai 8,9 juta unit selama kuartal pertama (Q1) 2022, turun dari 10,8 juta unit pada Q1 2021.
Baca Juga: Punya RAM 4GB, Rekomendasi 5 HP Oppo Harga Rp 2 Jutaan
Aryo menilai kalau kehadiran Oppo A55 menolong perusahaan selama kuartal tersebut, berbeda dari brand ponsel lain yang memang belum merilis ponsel baru.
"Jadi Oppo tertolong di Q1. Sementara brand-brand lain di Q1 itu mungkin kayak shock gitu ya, pertama kalinya belum ada perangkat, belum ada yang dikeluarin. Tapi kalau Oppo sudah punya perangkat. Jadi di Q1 itu tak ada masalah," papar dia.
Untuk periode saat ini atau kuartal tiga (Q3) 2022, Aryo kembali menegaskan kalau penjualan ponsel mereka tak ada kendala. Terbukti dari pre-order atau pemesanan Oppo Reno8 yang mengalami kenaikan.
Dalam persentasenya, Aryo memaparkan kalau total angka pemesanan seri Reno8 lebih tinggi 84,9 persen dibandingkan Oppo Reno7 generasi sebelumnya.
"Katanya lagi resesi, lagi krisis, dan lain-lain. Tapi daya beli orang di harga RP 5-7 juta untuk produk Oppo masih tinggi," ungkapnya.
Baca Juga: Terdampak Inflasi, Sony Naikkan Harga PS5 di Indonesia
Ia mengakui kalau total pemesanan awal Oppo Reno8 5G hanya naik 3 persen dibandingkan Oppo Reno7 5G. Tapi angka itu cukup tinggi mengingat harga Oppo Reno8 5G mencapai Rp 7 juta.
"Faktanya adalah di sini (di Oppo Gallery), dari tadi pagi itu konsumen banyak mencari Oppo Reno8 5G. Serta itu satu-satunya mungkin tempat yang sedikit unik karena 50 persen memesan Reno8 5G, dan 50 persen lainnya versi 4G," ujarnya.
Lebih lanjut Aryo menilai kalau efek krisis ekonomi maupun inflasi tidak dialami Oppo karena mereka masih menerapkan strategi pasca-penjualan.
"Setelah kita perkenalkan Reno8, kita tidak berhenti. Dalam artian, setelah launching ya sudah, lalu kita berserah diri kepada yang maha kuasa. Kami masih melakukan beberapa marketing effect lagi bagaimana produk ini dikenal. Tanpa ini, kami bisa saja mengalami kelesuan seperti yang tadi (dibicarakan)," jelas dia.