Suara.com - Para ilmuwan mendeteksi bintik Matahari yang berkembang pesat yang mengarah langsung ke Bumi.
Bintik itu dapat meluncurkan letusan energi Matahari ke Bumi dalam beberapa hari mendatang.
Bintik Matahari yang diberi nama AR3085 tersebut hampir tidak bergerak dan sekarang telah tumbuh 10 kali lipat dalam dua hari.
Bahkan, berubah menjadi sepasang bintik Matahari yang masing-masing berukuran hampir diameter Bumi.
Baca Juga: Pecinta Laut Berduka, Dugong Dinyatakan Punah
Menurut laporan SpaceWeather, sejumlah suar Matahari atau ledakan besar radiasi elektromagnetik yang lepas dari permukaan Matahari telah terdeteksi berderak di sekitar bintik Matahari tersebut.
Untungnya, ini adalah suar kelas C, yang termasuk dalam golongan terlemah dari tiga tingkatan suar Matahari.
Suar kelas A-, B-, dan c umumnya terlalu lemah untuk menyebabkan kerusakan di Bumi.
Suar kelas M jauh lebih kuat, di mana ledakan itu mampu menyebabkan pemadaman radio dan suar kelas X adalah kelas yang terkuat.
Pasalnya, peristiwa ini dapat menyebabkan pemadaman radio yang meluas, merusak satelit, dan melumpuhkan jaringan listrik berbasis darat.
Baca Juga: Ilmuwan Temukan Potongan Kerak Bumi Berusia 4 Miliar Tahun di Bawah Australia
Jika bintik Matahari itu terus tumbuh dalam beberapa hari mendatang, itu dapat menyebabkan suar lebih kuat yang dapat menghantam Bumi dan berpotensi membahayakan satelit serta sistem komunikasi. Namun untuk saat ini, tidak ada bahaya yang mengancam.
Dilansir dari Live Science, Kamis (25/8/2022), bintik Matahari adalah daerah gelap berukuran besar dari medan magnet kuat yang terbentuk di permukaan Matahari.
Wilayah yang biasanya berukuran sebesar planet ini tampak lebih gelap karena memiliki suhu lebih dingin dari sekitarnya.
Tumpukan energi magnetik ini sering menyebabkan semburan atau suar Matahari.
Semakin banyak bintik Matahari yang muncul pada waktu tertentu, maka semakin besar kemungkinan semburan Matahari akan meletus.
Prevalensi bintik Matahari dan semburan Matahari terkait dengan siklus aktivitas Matahari selama 11 tahun.
Periode aktivitas bintik Matahari tertinggi diperkirakan akan terjadi pada 2025, dengan sebanyak 115 bintik Matahari kemungkinan akan muncul di permukaan Matahari.
Aktivitas Matahari telah meningkat selama beberapa tahun terakhir, dengan banyak suar kelas X menghantam Bumi sejak musim semi 2022.
Jumlah bintik Matahari dan suar Matahari kemungkinan akan meningkat seiring berjalannya waktu menuju periode aktivitas bintik Matahari tertinggi.