Para penyerang dapat bertahan selama kurang lebih 51 hari di perusahaan yang memiliki karyawan hingga 250 orang, sementara mereka biasanya menghabiskan 20 hari di perusahaan dengan 3.000 hingga 5.000 karyawan.
“Para penyerang menganggap perusahaan-perusahaan lebih besar lebih berharga, sehingga mereka lebih termotivasi untuk masuk mendapatkan apa yang mereka inginkan, dan keluar," ungkap John Shier.
Sedangkan, tambahnya, perusahaan-perusahaan yang lebih kecil memiliki 'nilai' yang lebih sedikit, sehingga penyerang dapat mengintai di sekitar jaringan untuk waktu yang lebih lama.
Dia menilai, mungkin juga para penyerang ini kurang berpengalaman dan membutuhkan lebih banyak waktu untuk mencari tahu apa yang harus dilakukan begitu mereka berada di dalam jaringan.
"Terakhir, organisasi yang lebih kecil biasanya memiliki visibilitas yang lebih rendah untuk mendeteksi dan mengeluarkan para penyerang, sehingga hal ini memperpanjang kehadiran mereka,” kata John Shier.

Dia menambahkan, dengan peluang yang mereka dapatkan dari adanya kerentanan di ProxyLogon dan ProxyShell yang belum ditambal dan dengan adanya kebangkitan IAB, terlihat terdapat lebih banyak bukti dari banyak para penyerang dalam melakukan satu target.
"Jika di dalam jaringan tersebut ramai, penyerang akan ingin bergerak cepat untuk mengalahkan pesaing mereka,” tukasnya.