Ingin Pelajari Letusan Matahari, China Bangun Susunan Teleskop Terbesar di Dunia

Selasa, 23 Agustus 2022 | 14:00 WIB
Ingin Pelajari Letusan Matahari, China Bangun Susunan Teleskop Terbesar di Dunia
Proyek Meridian China. [Space.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - China sedang membangun susunan teleskop terbesar di dunia yang didedikasikan untuk mempelajari Matahari.

Para ilmuwan di China ingin meningkatkan pemahaman tentang lontaran massa korona (CME), yang dapat menyebabkan kekacauan di Bumi.

Teleskop Radio Surya Daocheng (DSRT) sedang dibangun di sebuah dataran tinggi di Provinsi Sichuan, barat daya China.

Susunan teleskop tersebut akan terdiri dari 313 piring, masing-masing dengan diameter enam meter, membentuk lingkaran dengan keliling 3,14 kilometer.

Baca Juga: Matahari Sembur 17 Letusan, Bumi Berpotensi Terkena Badai

Teleskop-teleskop ini akan mencitrakan Matahari dalam gelombang radio untuk mempelajari CME, letusan besar partikel bermuatan dari atmosfer bagian atas Matahari.

Jika CME menghantam Bumi, letusan ini dapat merusak jaringan listrik, telekomunikasi, satelit yang mengorbit, dan bahkan membahayakan keselamatan astronaut.

Suar matahari dan lontaran massa korona diamati diluncurkan dari bintik matahari "mati" AR 2987. [Space.com]
Suar matahari dan lontaran massa korona diamati diluncurkan dari bintik matahari "mati" AR 2987. [Space.com]

Di sisi lain, CME juga menjadi penyebab atas munculnya aurora warna-warni yang dapat diamati di langit malam di wilayah kutub.

Menurut South China Morning Post, rangkaian satelit tersebut dijadwalkan selesai pada akhir tahun ini.

Dilansir dari Space.com, Selasa (23/8/2022), pengembangan ini merupakan bagian dari jaringan pemantauan lingkungan luar angkasa berbasis darat yang disebut Proyek Meridian China.

Baca Juga: Beri Akses Ilmuwan Internasional, China Buka Teleskop Radio Terbesar Dunia

Proyek ini juga mencakup Radioheliograph Spektral China untuk memantau aktivitas Matahari, yang sedang dibangun di Mongolia Dalam.

Radioheliograph akan terdiri dari 100 piringan dalam susunan spiral tiga lengan dan akan mempelajari Matahari dalam pita frekuensi yang lebih luas, daripada DSRT untuk penelitian lebih lanjut di China tentang Matahari, fisika Matahari, dan cuaca luar angkasa.

Seluruh proyek ini bertujuan untuk menjalankan hampir 300 instrumen yang ditempatkan di 31 stasiun di seluruh China.

Misi ini dipimpin oleh National Space Science Center (NSSC) dari Chinese Academy of Sciences dan melibatkan lebih dari 10 institusi dan universitas di China.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI