Suara.com - Laporan PBB terbaru memperkirakan bahwa populasi dunia akan melewati angka 8 miliar jiwa.
Tonggak sejarah ini diprediksi akan tercapai pada sekitar 15 November, meskipun hal ini sangat sulit untuk ditentukan dengan akurasi 100 persen.
Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal PBB, mengungkapkan bahwa Hari Populasi Dunia tahun ini jatuh pada tahun tonggak sejarah, ketika kita mengantisipasi kelahiran delapan miliar penduduk Bumi.
"Ini adalah kesempatan untuk merayakan keragaman kita, mengakui kemanusiaan kita bersama, dan mengagumi kemajuan dalam kesehatan yang telah memperpanjang rentang hidup," katanya, dikutip dari IFL Science, Selasa (16/8/2022).
Baca Juga: Setelah Nyaris Punah, Populasi Harimau di Nepal Kembali Meningkat
Guterres menambahkan bahwa pada saat yang sama, itu adalah pengingat tanggung jawab umat manusia untuk merawat planet.
Proyeksi PBB selanjutnya menunjukkan bahwa populasi global dapat tumbuh, menjadi sekitar 8,5 miliar pada 2030, 9,7 miliar jiwa pada 2050, dan 10,4 miliar pada 2100.
Sebagai bagian dari pergeseran monumental ini, China akan diambil alih oleh India sebagai negara terpadat di dunia pada 2023.
Sementara itu, akan ada lonjakan populasi yang besar di negara-negara berkembang.
Menurut PBB, lebih dari setengah proyeksi peningkatan populasi hingga 2050 akan terkonsentrasi hanya di delapan negara, yaitu Republik Demokratik Kongo, Mesir, Ethiopia, India, Nigeria, Pakistan, Filipina, dan Tanzania.
Baca Juga: INFOGRAFIS: CEK FAKTA: PBB Pilih Jokowi Jadi Pemimpin Satgas Penanganan Krisis Global, Benarkah?
Sedangkan proyeksi lain memprediksi masa depan yang sedikit berbeda.
Dalam penelitian pada 2020 yang diterbitkan di The Lancet menunjukkan bahwa populasi global akan tumbuh, selama beberapa dekade mendatang dan mencapai puncaknya pada 2064 dengan jumlah sekitar 9,7 miliar jiwa, kemudian menurun menjadi 8,8 miliar pada 2100.
Jika ini menjadi kenyataan, itu akan menjadi pertama kalinya populasi global menurun sejak pertengahan abad ke-14 akibat Black Death.
Di bawah kedua skenario tersebut, pertumbuhan populasi yang besar akan terjadi di Afrika sub-Sahara dan peningkatan yang lebih lambat akan terlihat di seluruh Arab.