Studi: 500 Juta Orang Asia Tenggara Hidup Bareng Kelelawar Pembawa Virus Corona

Liberty Jemadu Suara.Com
Rabu, 10 Agustus 2022 | 16:33 WIB
Studi: 500 Juta Orang Asia Tenggara Hidup Bareng Kelelawar Pembawa Virus Corona
Kelelawar pembawa virus corona hidup berdampingan dengan manusia di Asia Tenggara. Foto: Ilustrasi kelelawar. [Simon Berstecher/Pixabay]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sekitar 66.000 orang di Asia Tenggara terinfeksi virus corona-SARS atau corona penyebab sindrom pernapasan akut parah setiap tahun dan hampir 500 juta jiwa di kawasan ini yang hidup berdampingan dengan kelelawar pembawa virus tersebut.

Ini merupakan hasil penelitian yang diterbitkan pada Rabu (10/8/2022) di jurnal Nature Communications. Para peneliti mengatakan bahwa transmisi virus dari kelelawar ke manusia selama ini tak pernah dianggap sebagai ancaman serius.

Karenanya diperlukan pemetaan habitat kelelawar di Asia Tenggara secara terperinci untuk mengurangi risiko serta mengungkap misteri asal-muasal wabah Covid-19.

Dalam penelitian itu, para ilmuwan fokus pada 26 spesies kelelawar yang diketahui menjadi inang virus corona-SARS. Mamalia terbang ini hidup di area seluas 5,1 juta kilometer persegi, mulai dari China, Asia Tenggara dan Asia Selatan.

Baca Juga: Duh! Anak Usia 7 Tahun Meninggal Akibat Covid-19, IDAI Jateng Minta Pemda Tutup PTM

Kemudian para ilmuwan mengumpulkan data tingkat antibodi pada orang-orang yang pernah melakukan kontak dengan kelelawar.

Dari hasil analisis mereka, daerah Myanmar, Laos dan Vietnam bagian utara adalah kawasan yang paling kaya dengan spesies kelelawar pembawa virus corona-SARS atau SARSr-CoVs.

"Perkiraan kami, rata-rata 66.000 orang terinfeksi SARSr-CoVs setiap tahun di Asia Tenggara. Ini menunjukkan bahwa penyebaran virus SARSr-CoV dari kelelawar ke manusia biasa terjadi di kawasan ini, tetapi tidak terdeteksi oleh studi klinis," tulis para peneliti seperti dilansir dari Reuters.

"Data geografis dan skala penyebaran virus dari kelelawar ke manusia ini kelak bisa digunakan untuk surveilans dan mencegah merebaknya penyakit yang berasal dari kelelawar," lanjut mereka.

Covid-19, yang kini menyebar ke seluruh dunia, dipicu oleh virus SARS-CoV-2. Sebuah penelitian terbaru pada akhir Juli kemarin menguatkan teori bahwa penyakit itu bermula dari pasar basah Wuhan, tempat daging binatang liar diperdagangkan.

Baca Juga: Ribuan Kelelawar Serbu Rumah Kosong di Pucang Magelang, Begini Penampakannya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI