Ilmuwan Temukan Gua Terdalam di Australia, Lewat Lorong Tersembunyi

Rabu, 10 Agustus 2022 | 14:34 WIB
Ilmuwan Temukan Gua Terdalam di Australia, Lewat Lorong Tersembunyi
Gua Delta Variant. [Live Science]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para penjelajah dari Southern Tasmanian Caverneers berhasil melewati gua sedalam 401 meter di Tasmania, sebuah pulau di selatan daratan Australia pada 30 Juli 2022.

Itu merupakan penjelajahan ke sistem gua terdalam Australia.

Stephen Fordyce, pertama kali menemukan gua dan mengorganisir ekspedisi, menamai gua itu "Delta Variant".

Nama itu diambil dari nama varian delta Covid-19 untuk mengingatkan para penjelajah gua di masa depan tentang peristiwa terkini.

Baca Juga: Dampak Kekeringan Ekstrem di Sungai Italia, Ilmuwan Temukan Bom Utuh Era Perang Dunia II

Tim ekspedisi menghabiskan 14 jam di bawah tanah, menavigasi sistem bawah tanah yang mencakup air terjun setinggi 163 meter.

"Menjelajahi gua itu sangat berat. Itu sangat vertikal, membutuhkan ratusan meter untuk naik dan turun dengan tali," kata Ben Armstrong, yang merupakan bagian dari eksplorasi, dikutip dari Live Science, Rabu (10/8/2022).

Penjelajah gua Delta Variant. [Instagram/@Southern Tasmanian Caverneers]
Penjelajah gua Delta Variant. [Instagram/@Southern Tasmanian Caverneers]

Bagian bawah gua Delta Variant terhubung dengan sistem yang telah dieksplorasi sebelumnya yang disebut sistem gua Niggly-Growling Swallet.

Namun, pintu masuk gua Delta Variant berada sekitar 4 meter lebih tinggi di permukaan daripada pintu masuk tertinggi.

Sebelumnya, diketahui menghubungkan ke sistem itu, sehingga tim membuat rute baru.

Baca Juga: Ilmuwan Temukan Jejak Kaki Manusia Berusia 12.000 Tahun, Tertua di AS

Sementara itu, gua terdalam di dunia yang diketahui masih dipegang oleh Gua Veryovkina di Abkhazia.
Menurut Guinness World Records, gua tersebut memiliki kedalaman hingga 2.212 meter.

Para penjelajah di Tasmania menggunakan laser dan teknik pelacakan pewarna, dalam sistem gua untuk mempelajari posisi gua Delta Variant dan bagaimana gua terhubung ke sistem Niggly-Growling Swallet.

Tim ahli menjelajahi gua secara bertahap selama 6 bulan, sambil memasang tali.

"Rasanya seperti mendaki gunung secara terbalik. Setiap perjalanan, kami mengambil tali sebanyak yang kami bisa bawa, lalu turun sambil menjelajahi lorong-lorong samping, lalu kami naik kembali," ucap Karina Anders, salah satu anggota tim dalam pernyataannya.

Menurutnya, perjalanan berikutnya kami membawa lebih banyak tali dan melangkah lebih jauh.

Pada hari di mana tim ekspedisi menyelesaikan perjalanan, mereka menavigasi tali yang ada ke titik terendah yang dieksplorasi.

Ilustrasi gua. [Shutterstock]
Ilustrasi gua. [Shutterstock]

Kemudian mengamankan satu tali lagi untuk turun sedalam 35 meter menuruni poros terakhir, yang menghubungkan gua Delta Variant ke sistem Niggly-Growling Swallet.

Setelah berhasil, tim kembali ke permukaan melalui sistem Niggly-Growling Swallet.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI