Suara.com - Head of Public Relation Asus Indonesia, Muhammad Firman mengakui ketersediaan laptop Asus di Indonesia mulai berkurang karena terdampak resesi global. Hal ini pun turut diperparah oleh Covid-19 hingga krisis cip semikonduktor.
"Asus global ikut terpengaruh, dan hal itu pula turut berimbas ke Indonesia," kata Firman dalam acara media gathering bersama Asus Indonesia di Jakarta, Selasa (9/8/2022).
Firman bercerita, hal ini sedikit berbeda dengan kondisi tahun 2020. Sekitar kuartal dua (Q2) 2020, permintaan untuk laptop Asus sangat banyak, tetapi stok sedikit.
"Sekitar Q1 2020 itu stok laptop Asus yang terjual di Indonesia berjumlah 500.000 unit, sedangkan Q2 2020 itu turun menjadi sekitar 300.000-an unit," kata Firman sembari menunjukkan data pangsa pasar laptop Asus di Indonesia.
Baca Juga: Laptop Asus TUF Dash F15 Masuk Indonesia, Harga Mulai Rp 16 Jutaan
Sementara untuk penjualan lesu mulai terjadi di Q3 2022. Firman menganalogikan, apabila Indonesia awalnya diberi 100.000 unit laptop, maka di kuartal ini menurun jadi sekitar 70.000-80.000 unit.
"Untuk data itu memang belum dihitung karena kami biasanya merilis secara data tahunan. Tapi kira-kira seperti itu analoginya, sekitar 20-30 persen stok berkurang ke Indonesia," kata dia.
Alasan lesunya penjualan laptop Asus di Indonesia, Firman menilai kalau ini terjadi karena permasalahan kompleks. Jika 2020-2021 lalu permasalahan terjadi akibat pandemi, di tahun ini terjadi karena resesi global, mata uang Dolar AS naik, krisis chip semikonduktor, hingga Covid-19 di China.
"Jadi sekarang itu lebih parah karena ada beberapa masalah dalam satu fenomena, ketimbang awal-awal pandemi yang stok terbatas karena permintaan tinggi," jelas dia.
Baca Juga: Laptop Asus ROG Zephyrus G14 dan G15 Meluncur ke Indonesia, Ini Harganya