Suara.com - Kesempatan latihan tempur bersama bertajuk Super Garuda Shield 2022 antara prajurit TNI dengan militer Amerika Serikat digunakan untuk mempraktikkan penggunaan berbagai perlengkapan dan persenjataan kedua belah pihak.
Di Pusat Latihan Tempur Amborawang, Samboja, 50 km utara Balikpapan, Kalimantan Timur, personel Angkatan Darat Amerika Serikat menampilkan UAV atau pesawat tanpa awak sebagai sarana pengintaian dan peringatan dini, dalam ukuran mini yang bernama Black Hornet.
Black Hornet berukuran kecil dengan panjng kurang dari 10 cm. Ia berpenampilan seperti capung dan digunakan untuk pengintaian.
Dengan kamera resolusi tinggi namun mini, satu Black Hornet bisa menyusup teritori lawan tanpa ketahuan dan mengintai meski dalam gelap.
Baca Juga: Aksi Laksamana Yudo Margono di Super Garuda Shield 2022 Sita Perhatian Panglima TNI
Ada juga UAV yang lebih besar yang bisa membawa senjata.
“TNI juga sudah punya semua peralatan ini,” kata Panglima TNI, Jenderal TNI Andika Perkasa, akhir pekan lalu.
Satu Black Hornet berharga hingga Rp 250 juta, dan masuk sistem persenjataan TNI sejak 2021 lampau demikian dilansir dari Antara, Sabtu (7/8/2022).
Sebelum berpraktik tempur di lapangan, para prajurit mengikuti materi yang disampaikan dalam ruangan selama empat hari. Sebelumnya juga dikenalkan rompi MILES untuk melindungi personel dari terjangan peluru dan benda keras/tajam mematikan hingga skala tertentu
Dalam latihan tempur kali ini, para prajurit dilengkapi sensor di senjata dan dilekatkan pada seragam masing-masing. Maka prajurit yang terkena tembakan maka sensor di tubuhnya akan bersuara atau menyalakan lampu.
Baca Juga: Sederet Senjata Dan Alutsista Dalam Latihan Bersama Super Garuda Shield 2022
"Ini adalah sistem untuk membuat latihan terasa realistis walaupun pelurunya bukan peluru tajam,” kata Perkasa, yang juga memerintahkan prajurit berinteraksi satu sama lain hingga saling mengenal secara lebih baik.
Amborawang merupakan satu dari tiga lokasi latihan tempur Super Garuda Shield 2022. Dua lokasi lagi adalah Batu Raja, Sumatera Selatan, dan Dabo Singkep, Jambi.