Kaspersky: Indonesia Masuk Negara Terbanyak Gunakan Alat Dekripsi Ransomware Gratis

Dythia Novianty Suara.Com
Rabu, 03 Agustus 2022 | 15:42 WIB
Kaspersky: Indonesia Masuk Negara Terbanyak Gunakan Alat Dekripsi Ransomware Gratis
Ilustrasi uang tebusan diserahkan agar peretas membuka akses komputer yang dikunci oleh ransomware. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Untuk membantu orang dan organisasi mendapatkan kembali akses ke informasi berharga, Unit Kejahatan Teknologi Tinggi Nasional dari Kepolisian Nasional Belanda (National High Tech Crime Unit of the Dutch National Police), Pusat Kejahatan Dunia Siber Eropa, Kaspersky, dan mitra lainnya bersama-sama menciptakan inisiatif No More Ransom pada 2016.

Di situs web resmi, para partisipan dapat mempublikasikan alat dekripsi, pedoman, dan instruksi tentang cara melaporkan kejahatan dunia maya di mana pun itu terjadi.

Alat dan materi ini telah membantu korban dari 165 keluarga ransomware mendapatkan kembali data mereka tanpa pembayaran apa pun.

Selain alat dekripsi, proyek ini juga bertujuan untuk menyebarkan informasi tentang cara kerja ransomware dan tindakan apa yang dapat diambil untuk mencegah infeksi.

Ransomware adalah cara efektif untuk mendapatkan uang dari para korban dan tetap menjadi salah satu masalah keamanan siber terbesar.

Ilustrasi seorang peretas dan komputer yang telah terserang ransomware. [Shutterstock]
Ilustrasi seorang peretas dan komputer yang telah terserang ransomware. [Shutterstock]

Menurut Jornt van der Weil, peneliti keamanan di Tim Riset dan Analisis Global (GReAT) Kaspersky, hanya dalam tiga bulan pertama 2022, lebih dari 74.000 pengguna unik ditemukan telah terkena jenis ancaman ini.

"Fenomena tersebut telah menyebabkan peningkatan kecenderungan untuk membantu inisiatif ini, dan saya sangat senang bahwa kami dapat membantu orang dan perusahaan dalam 'memulihkan' aset digital mereka, tanpa membayar penyerang," jelasnya.

Dengan cara ini, dia menambahkan, Kaspersky menyerang para pelaku kejahatan siber di tempat yang menyakitkan karena pengguna tidak lagi dipaksa membayar untuk mendekripsi data mereka.

"Kami akan terus memerangi ransomware dengan para mitra kami yang ada dan yang akan datang,” pungkasnya.

Baca Juga: Grup Ransomware Baru Muncul, Makin Canggih dan Bisa Lintas Platform

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI