Suara.com - No More Ransom mencatatkan, sebanyak 7685 pengguna Indonesia yang terkena ransomware telah terbantu.
No More Ransom merupakan inisiatif yang diluncurkan untuk membantu korban ransomware mendekripsi file mereka.
Selain itu, tercatatkan dan sebanyak 685 alat dekripsi Kaspersky telah diunduh dari periode Juli 2021 hingga Juni 2022.
Jumlah pengguna terbanyak yang memanfaatkan alat dekripsi ransomware gratis adalah dari Vietnam, Indonesia, dan Malaysia.
Baca Juga: Grup Ransomware Baru Muncul, Makin Canggih dan Bisa Lintas Platform
Terkait jumlah alat dekripsi Kaspersky yang diunduh, Vietnam mencatat unduhan terbanyak di Asia Tenggara diikuti oleh Indonesia dan Thailand.
Ransomware mengenkripsi informasi berharga yang tersimpan di komputer korban.
Caranya menginfeksi mereka menggunakan situs web yang mencurigakan dan tidak aman, unduhan
perangkat lunak, lampiran berbahaya.
Selain itu, melalui serangan RDP (remote desk protocol), hingga mengeksploitasi server yang rentan terhadap internet.
Pelaku kejahatan siber kemudian meminta uang tebusan dari korban, berjanji untuk mengembalikan
data terenkripsi mereka sebagai imbalan.
Baca Juga: Waspada, Pelaku Kejahatan Siber Kuras Rekening Penggemar Serial Stanger Things
Jenis malware ini telah menjadi perhatian keamanan siber selama bertahun-tahun, dengan penyerang menargetkan semua jenis pemangku kepentingan.
Untuk membantu orang dan organisasi mendapatkan kembali akses ke informasi berharga, Unit Kejahatan Teknologi Tinggi Nasional dari Kepolisian Nasional Belanda (National High Tech Crime Unit of the Dutch National Police), Pusat Kejahatan Dunia Siber Eropa, Kaspersky, dan mitra lainnya bersama-sama menciptakan inisiatif No More Ransom pada 2016.
Di situs web resmi, para partisipan dapat mempublikasikan alat dekripsi, pedoman, dan instruksi tentang cara melaporkan kejahatan dunia maya di mana pun itu terjadi.
Alat dan materi ini telah membantu korban dari 165 keluarga ransomware mendapatkan kembali data mereka tanpa pembayaran apa pun.
Selain alat dekripsi, proyek ini juga bertujuan untuk menyebarkan informasi tentang cara kerja ransomware dan tindakan apa yang dapat diambil untuk mencegah infeksi.
Ransomware adalah cara efektif untuk mendapatkan uang dari para korban dan tetap menjadi salah satu masalah keamanan siber terbesar.
Menurut Jornt van der Weil, peneliti keamanan di Tim Riset dan Analisis Global (GReAT) Kaspersky, hanya dalam tiga bulan pertama 2022, lebih dari 74.000 pengguna unik ditemukan telah terkena jenis ancaman ini.
"Fenomena tersebut telah menyebabkan peningkatan kecenderungan untuk membantu inisiatif ini, dan saya sangat senang bahwa kami dapat membantu orang dan perusahaan dalam 'memulihkan' aset digital mereka, tanpa membayar penyerang," jelasnya.
Dengan cara ini, dia menambahkan, Kaspersky menyerang para pelaku kejahatan siber di tempat yang menyakitkan karena pengguna tidak lagi dipaksa membayar untuk mendekripsi data mereka.
"Kami akan terus memerangi ransomware dengan para mitra kami yang ada dan yang akan datang,” pungkasnya.