Puing-Puing Roket China Jatuh, Ditemukan di Kalimantan

Selasa, 02 Agustus 2022 | 08:38 WIB
Puing-Puing Roket China Jatuh, Ditemukan di Kalimantan
Roket Long March 5B. [STR/AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Beberapa puing roket besar milik China yang jatuh ke Bumi pada Sabtu (30/7/2022) telah ditemukan di Kalimantan, Indonesia, dan Malaysia.

Tahap inti roket seberat 25 ton dari roket Long March 5B tersebut jatuh kembali ke Bumi tanpa kendali, menghantam atmosfer di atas Samudra Hindia.

Sebagian besar badan roket terbakar saat jatuh, namun sekitar 20 persen hingga 40 persen diperkirakan jatuh ke permukaan Bumi.

Menurut laporan terbaru, penduduk setempat rupanya menemukan potongan roket di beberapa tempat di sepanjang jalur masuk kembali.

Baca Juga: NASA Kritik China atas Jatuhnya Roket di Samudra Hindia

Beberapa di antaranya berukuran cukup besar untuk menyebabkan kerusakan serius atau cedera jika jatuh di desa atau kota.

Untungnya, jatuhnya puing-puing tersebut tidak melukai siapa pun.

Roket China jatuh di Kalimantan. [Twitter]
Roket China jatuh di Kalimantan. [Twitter]

"Puing-puing tersebut jatuh di Kalimantan, Indonesia, dan Sarawak, Malaysia," kata Jonathan McDowell, astrofisikawan dan pelacak satelit dari Pusat Astrofisika Harvard-Smithsonian, dikutip dari Space.com, Selasa (2/8/2022).

Menurutnya, tidak ada korban atau kerusakan properti yang dilaporkan, tetapi puing-puing ini jatuh di dekat desa dan beberapa ratus meter dari jalan.

Long March 5B diluncurkan pada 24 Juli 2022 untuk mengirimkan modul baru menuju stasiun luar angkasa Tiangong milik China.

Baca Juga: Puing Roket China Seberat 25 Ton Akan Jatuh ke Bumi, Akhir Bulan Ini

Tahap inti roket mencapai orbit dengan modul stasiun, kemudian roket ditarik kembali ke Bumi oleh gaya tarik atmosfer selama enam hari berikutnya.

Tidak seperti tahap inti roket lainnya yang diarahkan untuk jatuh dengan aman di lautan atau permukaan yang tidak berpenghuni.

Skenario jatuhnya Long March 5B memang kontroversial dan unik, mengingat potensi cedera dan kerusakan yang ditimbulkannya.

Banyak komunitas antariksa mengkritik pejabat luar angkasa China karena membiarkan inti Long March 5B menjadi bongkahan besar sampah antariksa.

"Seharusnya ada bahan bakar yang tersisa di roket tersebut agar bisa masuk kembali dengan terkontrol," kritik Darren McKnight, teknisi senior di perusahaan pelacakan LeoLabs yang berbasis di California.

Sebelumnya, misi Long March 5B yang pertama pada Mei 2020 juga berakhir dengan jatuhnya tahap inti roket di sekitar Afrika Barat.

Penampakan Roket Long March 5B China disaksikan warga (Instagram/@beritesambas)
Penampakan Roket Long March 5B China disaksikan warga (Instagram/@beritesambas)

Misi kedua pada April 2021 menyebabkan puing-puing terjatuh di Samudra Hindia.

Sementara itu, China masih akan meluncurkan misi peluncuran modul lainnya untuk stasiun luar angkasa negaranya pada musim gugur ini.

Kemungkinan besar akan ada peristiwa serupa lainnya di masa mendatang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI