Rusia Akan Membangun Stasiun Luar Angkasa Sendiri pada 2028

Jum'at, 29 Juli 2022 | 14:02 WIB
Rusia Akan Membangun Stasiun Luar Angkasa Sendiri pada 2028
Cuitan rencana pembangunan Stasiun Layanan Orbital Rusia (ROSS). [NASA]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Rusia berencana membangun stasiun luar angkasa milik negaranya sendiri. Pembangunan paling cepat dilaksanakan pada 2028.

Gagasan ini mengikuti pengumuman badan antariksa Rusia, Roscosmos, yang ingin meninggalkan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) setelah 2024.

Meskipun jalur waktu belum pasti, namun Rusia bersiap untuk membangun Stasiun Layanan Orbital Rusia (ROSS) yang direncanakan.

Gambar dan informasi yang dirilis Roscosmos, memperlihatkan fase pertama perakitan pos stasiun terdepan ditargetkan dimulai pada 2028.

Baca Juga: Rusia Akan Meninggalkan Stasiun Luar Angkasa Internasional setelah 2024

Itu mencakup modul inti, kendaraan pengangkut baru, dan kemungkinan pesawat pasokan baru.

Sementara fase kedua stasiun diharapkan akan dimulai pada 2030, di mana Rusia akan menambah dua modul besar lagi.

Cuitan rencana pembangunan Stasiun Layanan Orbital Rusia (ROSS). [Twitter]
Cuitan rencana pembangunan Stasiun Layanan Orbital Rusia (ROSS). [Twitter]

Berbeda dengan ISS, desain penempatan ROSS tidak tetap. Ini tergantung pada orientasi di mana lokasi yang dianggap lebih menguntungkan Rusia di antara lokasi peluncurannya.

"Kami perlu memutuskan apa yang harus dilakukan di masa depan dan sudah mulai bekerja pada program berawak yang akan dilaksanakan setelah periode ini," kata Vladimir Solovyov, direktur penerbangan ISS segmen Rusia, dalam pernyataan yang membahas ROSS, dikutip Space.com, Jumat (29/7/2022).

Solovyov juga membahas modul Rusia yang menua di ISS, telah menampung astronaut sejak November 2020, dan keputusan Rusia dalam misi Bulan yang sekarang diambil NASA dengan program luar angkasa pengembalian awaknya.

Baca Juga: Rusia Denda Google Rp 497 Miliar Akibat Monopoli

Selain itu, Rusia belum menyatakan minatnya untuk bergabung dengan mitra ISS lainnya dalam program Artemis yang dipimpin NASA.

Menurut Solovyov, stasiun luar angkasa Rusia yang baru juga akan mewakili "filosofi" yang berbeda dari penerbangan antariksa manusia.

Kemungkinan besar, Roscosmos hanya akan mengirim astronaut ke stasiun luar angkasa, baru dalam beberapa kunjungan.

Pasalnya, misi tersebut meningkatkan dosis radiasi untuk astronaut, sehingga Roscosmos ingin mengurasi durasi penerbangan.

Kosmonot Rusia kemungkinan akan ditugaskan mengunjungi ROSS, hanya selama beberapa bulan sepanjang tahun untuk membantu para ilmuwan Rusia dengan eksperimen mereka.

Eksperimen tersebut akan mencakup fisika sinar kosmik, teknologi ruang angkasa, dan ilmu material luar angkasa.

Badan Antariksa Rusia, Roscosmos. [Shutterstock]
Badan Antariksa Rusia, Roscosmos. [Shutterstock]

Di masa depan, Solovyov menyarankan agar ROSS dapat digunakan sebagai stasiun yang membantu kosmonot mempersiapkan perjalanan ke Bulan atau Mars.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI