Belanda Larang Penggunaan Google Chrome dan ChromeOS di Sekolah

Kamis, 28 Juli 2022 | 14:21 WIB
Belanda Larang Penggunaan Google Chrome dan ChromeOS di Sekolah
Google Chrome. [PhotoMIX Company/Pexel]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Pendidikan Belanda membatasi penggunaan browser Google Chrome dan sistem operasi Chrome OS (untuk Chromebook) di sekolah.

Pembatasan yang berlaku hingga Agustus 2023 itu dilakukan karena adanya kekhawatiran terkait privasi data, seperti dilansir dari Bleeping Computer, Kamis (28/7/2022).

Otoritas mengaku khawatir bahwa layanan Google dipakai untuk mengumpulkan data siswa dan membuatnya tersedia untuk jaringan pengiklan.

Mereka menuding, data itu akan dipakai untuk sebuah hal yang tak ada sangkut pautnya dengan pendidikan.

Baca Juga: Rusia Denda Google Rp 497 Miliar Akibat Monopoli

Belanda juga tidak mengetahui di mana dan bagaimana data pribadi siswa disimpan maupun diproses.

Mereka juga khawatir kalau itu dinilai melanggar Peraturan Perlindungan Data Umum (GDPR) yang berlaku di Uni Eropa.

Ilustrasi anak sedang belajar di sekolah.[pexels.com/Max Fischer]
Ilustrasi anak sedang belajar di sekolah.[pexels.com/Max Fischer]

Kementerian Pendidikan Belanda sendiri telah menandatangani surat bersama dengan parlemen Belanda.

Surat itu berisi berbagai permasalahan soal keamanan siber dan perlindungan data.

Surat itu memuat pembahasan bersama Google, Microsoft, dan Zoom terkait masalah sensitif perlindungan data.

Baca Juga: Google Play Rayakan 10 Tahun, Tampilkan Logo Baru

Ada juga bahasan soal jaminan untuk membuat versi aplikasi yang lebih transparan dan kompatibel dengan peraturan GDPR di masa depan.

Untuk Google, mereka berjanji bahwa ada versi baru untuk browser Chrome dan ChromeOS yang akan dirilis pada tahun depan.

Jadi batasan penggunaan itu berlaku mulai sekarang, yang mana regulator Belanda akan menilai versi baru yang dirilis tahun depan.

Adapun lembaga pendidikan dan sekolah yang masih terus memerlukan layanan Google perlu melakukan tindakan tambahan.

Misalnya, mereka mesti menerapkan kebijakan grup tertentu atau menonaktifkan layanan seperti translate web otomatis hingga pemeriksaan ejaan.

Selain itu, lokasi geografis untuk penyimpanan data layanan Google Cloud mesti disetel ke Eropa. Pengguna akan diarahkan untuk tidak mengubah setelan default itu.

Google Cloud. [Mitchell Luo/Unsplash]
Google Cloud. [Mitchell Luo/Unsplash]

Terakhir, personalisasi iklan juga harus disetel ke 'off', opsi YouTube diubah ke mode privacy-enhanced, dan pengguna harus menghindari pemakaian Google Search.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI