Suara.com - Perusahaan keamanan seluler Zscaler, menemukan ada 50 aplikasi terinfeksi malware berbahaya di toko aplikasi Google Play Store.
Malware ini diam-diam bisa memaksa pengguna untuk berlangganan paket premium tanpa diketahui.
"Di masa lalu, beberapa korban menemukan bahwa mereka membayar lebih dari 240 Euro (Rp 3,6 juta) per tahun untuk langganan layanan palsu ini," kata Zscaler, dikutip dari HT Tech, Selasa (26/7/2022).
Disebutkan kalau malware itu berjeni Joker yang pertama kali ditemukan pada 2017.
Malware bernama Fleeceware ini menginfeksi aplikasi populer dan masuk ke ponsel saat aplikasi diunduh.
Malware ini memaksa pengguna berlangganan layanan online berbayar tanpa memerlukan izin. Itu juga dapat mengklik iklan online secara otomatis.
![Ilustrasi Malware. [Damien Meyer/AFP]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/06/20/89578-malware.jpg)
Hal paling riskan dari malware ini adalah bisa membaca kode One Time Password (OTP) dari SMS untuk menyetujui pembayaran secara diam-diam.
Alhasil, pengguna harus rajin-rajin mengecek laporan mutasi bank mereka.
Disebutkan kalau malware Joker ini berhasil masuk ke aplikasi populer yang sudah diinstal hingga 50.000 kali.
Baca Juga: Google Play Rayakan 10 Tahun, Tampilkan Logo Baru
Aplikasi ini mencakup kategori komunikasi, kesehatan, fotografi, tools, hingga personalization.