Suara.com - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) melakukan kunjungan kerja ke Amerika Serikat dalam rangka memastikan progres dan kemajuan pembuatan satelit Hot Backup Satelite (HBS) atau satelit cadangan untuk Satria-1.
Kunjungan kerja itu diikuti oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate, Direktur Utama Bakti Kominfo Anang Latief, Dirjen Sumber Daya,Perangkat Pos, dan Informatika (SDPPI) Kominfo Ismail, serta Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kominfo Usman Kansong.
Dalam kunjungan itu rombongan Menkominfo akan singgah di Boeing, SpaceX, dan Hughes Network System.
“HBS dipilih dalam rangka menyediakan dukungan cadangan untuk memitigasi segala risiko yang mungkin terjadi pada satelit Satria-1. Selain memiliki fungsi utama sebagai cadangan bagi Satria-1, penyediaan HBS bertujuan untuk menambah kecepatan internet dan meningkatkan user experience," kata Dirut Bakti Kominfo Anang Latief dalam keterangannya diterima di Jakarta, Senin (25/7/2022).
Baca Juga: Kontroversi Daftar PSE, Menkominfo: Jangan Suarakan Kepentingan Proxy!
Boeing bertanggung jawab sebagai perusahaan manufaktur satelit untuk proyek Hot Backup Satellite (HBS). Lalu SpaceX bertanggung jawab sebagai penyedia roket peluncur (rocket launcher) untuk HBS tersebut.
Sementara Hughes Network System menjadi perusahaan yang menyediakan solusi broadband bagi satelit dengan teknologi High Throughput Satellite (HTS) yang digunakan HBS.
Proyek pembuatan HBS berlangsung sejak 19 Oktober 2021 ketika Bakti melaksanakan pengadaan dengan dasar Peraturan Direktur Utama BAKTI nomor 4/2021 tentang Tata Cara Pengadaan Barang/Jasa Penyediaan Hot Backup Satellite untuk Transformasi Digital.
Program HBS dikerjakan sesuai dengan target dan sudah memasuki tahapan konstruksi di 2022 dengan harapan bisa meluncur ke orbit pada kuartal pertama 2023. Diharapkan pada kuartal keempat 2023 satelit sudah dapat beroperasi melayani masyarakat.
Adapun manfaat satelit diharapkan bisa membantu Indonesia memberikan kesetaraan akses dan konektivitas kepada masyarakat di Tanah Air.
Baca Juga: Belajar Resiliensi dari Komodo, Menkominfo Dorong Adaptasi Digital Masyarakat
"Dengan satelit, titik-titik terpencil dapat dijangkau dengan relatif mudah dan merata. Teknologi satelit melengkapi berbagai penyediaan infrastruktur akses sinyal dan internet yang telah dibangun Kementerian Kominfo seperti jaringan tulang punggung internet berkecepatan tinggi dan ribuan BTS 4G di daerah Terdepan, Terluar, dan tertinggal (3T)," kata Ismail.
Selain mengunjungi Boeing, SpaceX dan Hughes Network System, Menkominfo Johnny G.Plate juga bertemu dengan perwakilan dari industri komunikasi dan teknologi lainnya seperti Qualcomm, Cisco, Maxar dan Meta. [Antara]