Banyak Titik Panas di Riau, BRIN Gelar Modifikasi Cuaca

Liberty Jemadu Suara.Com
Jum'at, 22 Juli 2022 | 18:55 WIB
Banyak Titik Panas di Riau, BRIN Gelar Modifikasi Cuaca
Sejumlah personel TNI AU memasang penampung garam atau consul pada Pesawat CN 295 dalam Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Skadron Udara 2 Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (3/1/2020). [Antara/Aprillio Akbar]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Laboratorium Pengelolaan Teknologi Modifikasi Cuaca melakukan modifikasi cuaca untuk meningkatkan curah hujan di Riau, terkait mulai banyak ditemukan titik panas di provinsi itu.

Koordinator Lapangan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) Riau Dr Tukiyat mengatakan berdasarkan hasil pantauan Sistem Monitoring Kebakaran Hutan dan Lahan (Sipongi) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sejak awal Juli 2022 telah terjadi peningkatan eskalasi titik panas di Provinsi Riau.

"Karena itu, di Riau saat ini kembali dimulai kegiatan modifikasi cuaca untuk meningkatkan curah hujan," katanya, Jumat (22/7/2022).

Sementara itu menurut prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), potensi bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Riau meningkat pada Juli hingga September 2022.

Baca Juga: Titik Panas di Kaltim Meningkat, BMKG Balikpapan Temukan 46 Hotspot Tersebar di 5 Kabupaten

Potensi karhutla meningkat didasari sifat hujan untuk bulan Juli-Oktober 2022 di wilayah Provinsi Riau, yang diprediksi berada pada kondisi normal hingga di bawah normal.

"Kemudian juga berdasarkan pola tahunan jumlah kejadian titik panas di Pulau Sumatera, khususnya Provinsi Riau yang mencapai puncak pada periode bulan Juli-Oktober," ujarnya.

Kemunculan titik panas pada lahan-lahan gambut terjadi karena adanya penurunan kelembaban lahan gambut, dan semakin rentan untuk terbakar sehingga mengakibatkan bencana karhutla jika tidak segera ditangani.

"Atas dasar tersebut, maka Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) meminta kepada BRIN melalui Lab TMC untuk melaksanakan kegiatan TMC. Tujuannya untuk pembasahan lahan gambut di wilayah Provinsi Riau guna mencegah terjadinya karhutla," sebutnya.

Kegiatan TMC di Riau yang dimulai 21 Juli 2022 rencananya dilaksanakan selama 11 hari sesuai permintaan BRGM yang merupakan kegiatan periode II.

Baca Juga: BMKG Balikpapan Deteksi 20 Titik Panas di Kaltim, Tersebar di 6 Kabupaten

Sebelumnya juga telah dilaksanakan kegiatan TMC pada periode I yang dilaksanakan pada 14 April–25 April 2022 atas kerja sama BRIN dengan KLHK dan PT RAPP Riau.

Pada periode I tersebut, katanya, kegiatan TMC telah berhasil mempertahankan kelembaban lahan gambut dan menurunkan jumlah titik panas yang terjadi di wilayah Provinsi Riau.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI