Cerita Oppo Debut ke Indonesia: Stigma Negatif HP China Masih Melekat

Dythia Novianty | Dicky Prastya
Cerita Oppo Debut ke Indonesia: Stigma Negatif HP China Masih Melekat
Logo Oppo. [Nicolas Asfouri/AFP]

Oppo mengakui pernah mengalami masa-masa sulit saat pertama kali masuk ke Indonesia.

Suara.com - Sebelum sukses seperti sekarang, Oppo mengakui pernah mengalami masa-masa sulit saat pertama kali masuk ke Indonesia.

Stigma negatif kalau HP China punya mutu rendah saat itu masih melekat di masyarakat.

Oppo pertama kali masuk ke Indonesia pada April 2013. Mereka mengakui kalau konsumen masih beranggapan kalau barang asal China memiliki nilai mutu rendah, cepat rusak, tidak tahan lama, serta desain yang cenderung meniru produk-produk ternama global.

Kemudian Oppo berusaha mengubah pandangan tersebut dengan memperkenalkan ponsel di segmen premium.

Baca Juga: Deretan Fitur AI ColorOS 18 di Oppo Find X8 Series, Bisa 'Airdrop' File ke iPhone Apple

Sayangnya, hal itu tetaplah sulit karena stigma negatif HP China tetap masih ada.

"Bahkan konsumen menilai smartphone asal Tiongkok belum dapat diasosiasikan sebagai produk premium, apalagi berani dibanderol dengan harga yang relatif tinggi," kenang Oppo, dikutip dari keterangan resmi yang diterima, Rabu (13/7/2022).

Ilustrasi smartphone. [Shutterstock]
Ilustrasi smartphone. [Shutterstock]

Namun demikian, Oppo terus konsisten dan terus mengedukasi masyarakat Indonesia terkait paradigma negatif itu.

Walhasil lama kelamaan ponsel China dapat diterima dan dipahami oleh konsumen Indonesia.

"Bahkan, Oppo berani berinvestasi dengan membangun pabrik perakitan di Indonesia agar harga produknya lebih terjangkau oleh konsumen," kata Oppo.

Baca Juga: Oppo Sindir One UI Samsung, Klaim ColorOS 15 Lebih Lancar

Selain itu, Oppo juga terus memperkuat layanan after sales dan service dengan menyediakan Service Center resmi di kota-kota di tanah air yang tersebar mulai dari Lhokseumawe, Aceh hingga ke Sorong, Papua.

"Upaya tersebut tidak sia-sia, Oppo mulai menduduki peringkat pertama pangsa pasar smartphone di Indonesia sejak 2019.

Secara konsisten, posisi Oppo di market share tidak lepas dari tiga besar di tahun-tahun berikutnya, bahkan lebih banyak mengisi sebagai market leader di pasar smartphone Indonesia," ujar mereka.

Ada banyak faktor yang mendukung kesuksesan Oppo di Indonesia, terutama dalam hal merebut hati penggunanya.

Pertama, setiap perangkat yang dihadirkan oleh Oppo selalu melewati hasil survei pasar terlebih dahulu.

Survei tersebut dilakukan Oppo terhadap pengguna maupun masyarakat umum sehingga produk yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan pasar di Indonesia.

Logo Oppo. [Nicolas Asfouri/AFP]
Logo Oppo. [Nicolas Asfouri/AFP]

Umpan balik konsumen selalu dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk pengembangan baik dalam bentuk produk maupun layanan Oppo.

Kedua, Oppo juga berusaha mendekati target pasar dari tiap lini seri yang diluncurkan.

Hal ini termasuk dalam memilih persona merek (brand ambassador) yang mewakili tiap-tiap target pengguna.

Salah satunya Angga Yunanda, aktor muda Indonesia yang dinilai Oppo cukup tepat untuk menggaet calon konsumen lini A series.

Angga dianggap memiliki karakter yang mampu mewakili pengguna lini seri A dan juga memiliki potensi disukai oleh kalangan anak muda.

Demikian pula untuk lini seri Reno yang tepat diwakili oleh Cinta Laura Kiehl dan Rio Wibowo (Rio Motret), untuk menampilkan keunggulan Reno di sisi fotografi.

Ketiga, Oppo terus melakukan pengembangan dalam hal distribusi dengan masuk ke penjualan daring melalui e-commerce.

Oppo juga membangun tim pemasaran yang solid sejak awal masuk ke Indonesia sehingga mampu merebut hati konsumen.

Ilustrasi Oppo. [Shutterstock]
Ilustrasi Oppo. [Shutterstock]

"Kini, di usia yang ke-9 tahun di Indonesia, Oppo mencoba mengembangkan prinsipnya yakni dengan mengembangkan berbagai teknologi baru untuk kebaikan umat manusia di dunia," pungkas Oppo.