Warganet Indonesia Lebih Senang Merisak, Pamer Harta dan Doa Ketimbang Berbisnis

Senin, 11 Juli 2022 | 20:34 WIB
Warganet Indonesia Lebih Senang Merisak, Pamer Harta dan Doa Ketimbang Berbisnis
Orang Indonesia lebih sering manfaatkan internet untuk merisak, pamer harta dan doa ketimbang untuk berbisnis. Foto: Ilustrasi media sosial (Pexels.com/Tracy Le Blanc)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengguna internet Indonesia lebih senang memanfaatkan teknologi itu untuk merisak atau mem-bully, pamer harga dan doa ketimbang berbisnis, demikian dikatakan Founder Akademi Digital Advisor & Relawan TIK Indonesia Alamsurya Kubara Endriharto.

Alamsurya, dalam webinar bertajuk Cerdas Menggunakan Media Sosial, Senin (11/7/2022) mengatakan bahwa pengguna internet Indonesia pada 2021 naik drastis hingga 202,6 juta. Dari jumlah itu, sekitar 170 juta orang menggunakan media sosial.

“Sayangnya, kebanyakan media sosial justru digunakan untuk mengeluh, menghujat, mem-bully, menghasut, sombong, riya, berdoa, serta pamer. Kemudian, barulah untuk mencari teman, berbisnis dan usaha," kata Alamsurya dalam webinar yang digelar oleh Kementerian Kominfo itu.

Sementara itu Founder Duaide.com sekaligus Strategy & Consultant Desti Dwiyanasari menambahkan di dunia maya erat kaitannya dengan rekam jejak digital.

Baca Juga: CSIRT Kominfo Siap Kawal Keamanan Ruang Digital Jelang Pemilu 2024

Sebagai contoh, seorang gadis gagal berkesempatan untuk magang di Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) lantaran banyaknya warganet yang menangkap layar cuitan kata-kata kasarnya dan menyebarkan di media sosial.

Sehingga, untuk mendapatkan jejak rekam digital yang baik, warganet harus dapat memfilter konten-konten sebelum diunggah, dikomentari, disukai, atau disebarkan ulang.

“Konten-konten positif yang dapat dibuat di media sosial misalnya konten yang inspiratif bisa berupa pengalaman unik atau motivasi, konten edukatif seperti tips dan trik konten informatif, serta konten yang menghibur,” jelas Desti.

Menurut Survei Literasi Digital di Indonesia pada tahun 2021, indeks atau skor literasi digital di Indonesia berada pada angka 3,49 dari skala 1-5. Skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori sedang.

Baca Juga: Kominfo dan KPU Bahas Penguatan Teknologi untuk Sukseskan Pemilu 2024

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI