Industri Game Diprediksi Lesu Tahun Ini, Imbas Resesi hingga Perang Rusia

Senin, 11 Juli 2022 | 12:12 WIB
Industri Game Diprediksi Lesu Tahun Ini, Imbas Resesi hingga Perang Rusia
Ilustrasi industri game. [Byronton/Pixabay]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penjualan video game diprediksi akan menurun tahun ini akibat resesi ekonomi hingga perang Rusia vs Ukraina.

Hal tersebut juga menjadi pertama kalinya setelah industri itu sukses dalam beberapa tahun terakhir.

Menurut firma data market Ampere Analysis, industri game diperkirakan menurun hingga 1,2 persen dari tahun sebelumnya (year-on-year atau YoY), menjadi 188 miliar Dolar AS atau Rp 2.813 triliun di tahun 2022.

Sektor game sendiri sebenarnya konsisten tumbuh sejak 2015.

Baca Juga: Kominfo: Orang Indonesia Lebih Banyak Main Game di Ponsel

Industri ini bahkan berkembang 26 persen dari 2019 hingga 2021 dengan pendapatan mencapai 191 miliar Dolar AS atau Rp 2.858 triliun.

Industri game tumbuh karena kebijakan lockdown dari penyebaran Covid-19 di dunia. Saat itu banyak orang-orang menghabiskan waktunya di rumah.

Ilustrasi lockdown. (Shutterstock)
Ilustrasi lockdown. (Shutterstock)

Kehadiran konsol generasi baru dari Microsoft dan Sony di tahun 2020 juga mendongkrak kesuksesan industri game, sebagaimana dikutip dari CNBC, Senin (11/7/2022).

Sayangnya, kedatangan konsol Xbox Series X/S dan PlayStation 5 (PS5) itu juga tak berjalan mulus akibat krisis chip dan kekurangan komponen. Alhasil dua konsol ini sulit diperoleh konsumen.

Faktor itu diperburuk dengan terhambatnya rantai pasokan, inflasi di global, hingga perang Rusia vs Ukraina.

Baca Juga: Kesempatan Indonesia Pimpin Dunia lewat Industri Game

Banyak pengembang software dan hardware game memutuskan untuk menangguhkan operasi mereka di sana, termasuk Microsoft dan Sony.

Ampere mengatakan kalau Rusia adalah pasar game terbesar ke-10 di dunia per tahun 2021.

Tapi perang melawan Ukraina akan berefek pada penurunan peringkat ke-14 dan kehilangan pendapatan hingga 1,2 miliar dolar AS atau Rp 17,9 triliun.

Direktur Riset Ampere, Piers Harding-Rolls menuturkan kalau setelah dua tahun sukses besar, pasar game bakal sedikit lesu di tahun 2022.

Penurunan itu disebabkan banyak faktor seperti yang disebutkan sebelumnya.

Sebuah truk terlihat hancur dan terbakar di jembatan yang menghubungkan Severodoonetsk dan Lysychansk, Luhansk, Ukraina Timur pada 28 Mei 2022. (FOTO: The Moscow Times/TASS)
Sebuah truk terlihat hancur dan terbakar di jembatan yang menghubungkan Severodoonetsk dan Lysychansk, Luhansk, Ukraina Timur pada 28 Mei 2022. (The Moscow Times/TASS)

Namun ia optimistis kalau pasar game siap bangkit kembali di tahun 2023 nanti.

Penjualan diperkirakan bakal mencapai 195 miliar dolar AS atau Rp 2.919 triliun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI