Suara.com - TikTok digugat oleh sekumpulan orang tua karena anaknya meninggal akibat Blackout Challenge.
Tantangan ini disebut sudah memakan korban hingga tujuh orang.
Blackout Challenge adalah tantangan di TikTok yang mengajak pengguna untuk mencekik diri sendiri dengan ikat pinggang, tali dompet, atau barang lain hingga pingsan.
Disebutkan kalau semua anak yang meninggal akibat Blackout Challenge di TikTok ini berusia di bawah 15 tahun, sebagaimana diungkap The Verge, Minggu (10/7/2022).
Baca Juga: Dua Truk Bersimpangan di Jalan Sempit Berjurang 'Meleset Auto Pindah Alam'
Gugatan terbaru diajukan oleh orang tua Lalani Walton yang berusia delapan tahun.
Kemudian ada orang tua Arriani Arroyo yang berusia sembilan tahun.
Korban lainnya yakni anak berusia 10 tahun di Italia yang meninggal pada Januari 2021, anak 12 tahun asal Colorado yang meninggal pada Maret 2021, lalu anak 14 tahun dari Australia yang meninggal Juni 2021.
Ada lagi anak 12 tahun di Oklahoma yang wafat pada Juli 2021. Terakhir ada anak 10 tahun di Pennsylvania yang meninggal pada Desember 2021.
Seorang ibu dari bocah 10 tahun asal Pennsylvania, Nylah Anderson, juga menggugat TikTok.
Baca Juga: Kisah Pramugari Ini Peluk Islam dan Berhijab Usai Antar Jemaah ke Jedah
Ia menuduh bahwa aplikasi sengaja menampilkan tantangan berbahaya yang tak bisa diterima.
Namun, TikTok menanggapi kalau Blackout Challenge itu sudah diblokir, baik pengguna yang mengunggah hingga kata kunci tantangan dari laman pencarian.
Tapi gugatan terbaru menuduh kalau anak-anak mereka tidak mencari Blackout Challenge.
Sebagai gantinya, TikTok justru yang sengaja memperlihatkannya di laman For You Page (FYP).
Gugatan terbaru dari Smith dan Arroyo ini menuding kalau TikTok mengiklankan dan mendorong beberapa challenge berbahaya.
Padahal mereka bertugas untuk memantau video dan tantangan yang dibagikan, diunggah, dan atau diedarkan di aplikasi dan platformnya.
Di sisi lain, juru bicara TikTok Mahsau Cullinane mengaku kalau Blackout Challenge sudah lama beredar di luar TikTok dan tidak pernah tampil sebagai tren TikTok.
"Kami tetap waspada sebagai bentuk komitmen kami terhadap keselamatan pengguna, dan akan segera menghapus konten terkait jika ditemukan," ujar dia.