Twitter Akan Gugat Elon Musk Usai Akuisisi Gagal, Karyawan Dibungkam

Minggu, 10 Juli 2022 | 12:00 WIB
Twitter Akan Gugat Elon Musk Usai Akuisisi Gagal, Karyawan Dibungkam
Kantor Twitter. [Josh Edelson/AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - CEO Tesla Elon Musk sudah memutuskan batal membeli Twitter. Perusahaan media sosial itu berencana melayangkan gugatan karena kegagalan akuisisi tersebut.

Ketua Dewan Twitter Bret Taylor mengunggah tweet tak lama setelah Musk membatalkan pembelian Twitter. Ia juga yakin kalau Twitter bakal menang di pengadilan.

"Dewan Twitter berkomitmen untuk menutup transaksi pada harga dan persyaratan yang disepakati bersama Musk, dan berencana untuk mengambil tindakan hukum untuk menegakkan perjanjian merger," tulis Taylor dalam akun Twitter, dikutip dari Gizmodo, Minggu (10/7/2022).

"Kami yakin kami akan menang di Delaware Court of Chancery," sambung dia.

Baca Juga: Facebook dan Twitter Hapus Video Penembakan Shinzo Abe

Selain itu, Twitter juga meminta karyawannya untuk tidak membagikan komentar apapun terkait kegagalan akuisisi yang dilakukan Elon Musk.

"Mengingat bahwa ini adalah masalah hukum yang sedang berlangsung, kalian harus menahan diri dari Tweeting, Slacking, atau berbagi komentar apapun terkait perjanjian merger," kata Penasihat Umum Twitter, Sean Edgett, dalam email internal yang dibagikan ke karyawan.

Elon Musk [antara]
Elon Musk [Antara]

Ia juga memastikan kalau perusahaan bakal terbuka terkait situasi terbaru yang akan terjadi ke depannya.

Untuk saat ini, karyawan mesti sabar sembari menunggu kabar selanjutnya.

"Saya tahu ini adalah waktu yang tidak pasti, dan kami menghargai kesabaran dan komitmen kalian untuk pekerjaan penting yang telah kami lakukan," sambung dia.

Baca Juga: 5 Fakta Elon Musk Batal Beli Twitter, Begini Masalahnya

Alasan Elon Musk membatalkan pembelian Twitter diyakini karena adanya ketidaksesuaian data akun spam dan bot di platform.

Twitter mengaku kalau jumlah akun bot dan spam hanya 5 persen dari total keseluruhan. Namun Musk meyakini kalau angka itu jauh lebih tinggi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI