Fosil Raksasa Kanguru Purba Ditemukan, Berusia 42.000 Tahun

Kamis, 30 Juni 2022 | 14:09 WIB
Fosil Raksasa Kanguru Purba Ditemukan, Berusia 42.000 Tahun
Kanguru. [Pen_ash/Pixabay]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para ahli paleontologi menemukan sebuah fosil raksasa dari nenek moyang kanguru Australia modern yang punah sekitar 42.000 tahun lalu.

Genus baru fosil kanguru raksasa ini ditemukan di pegunungan Papua Nugini tengah.

Menurut para ahli, spesies terakhir dalam genus adalah sepupu kanguru abu-abu dan merah di Australia.

Namun alih-alih terkait erat dengan keturunan Australia modern, fosil kanguru tersebut milik genus kanguru yang lebih primitif dan hanya ditemukan di Papua Nugini.

Baca Juga: Berusia 125 Juta Tahun, Fosil Dinosaurus Ini Memiliki Pusar Tertua

Para ilmuwan telah menamai hewan itu Nombe nombe, diambil dari nama Nombe Rockshelter, sebuah situs arkeologi dan paleontologi di Provinsi Chimbu, Papua Nugini, tempat fosil itu ditemukan.

Semasa hidupnya, kanguru Nombe tinggal di hutan hujan pegunungan yang beragam dengan semak lebat dan kanopi tertutup, di mana hewan itu memakan daun dari pohon serta semak menggunakan tulang rahangnya yang tebal.

Fosil kangguru. [Twitter]
Fosil kanguru. [Twitter]

"Fauna Nugini sangat menarik, tetapi sangat sedikit orang Australia yang memiliki banyak informasi atau ilmu tentang apa yang sebenarnya ada di sana," kata Isaac Kerr, kandidat PhD paleontologi dari Flinders University, dikutip dari Independent, Kamis (30/6/2022).

Berdasarkan penelitian, para ilmuwan menduga banyak spesies telah berevolusi dari bentuk purba kanguru, yang terletak di Papua Nugini pada Zaman Miosen akhir, sekitar lima hingga delapan juta tahun lalu.

Pulau-pulau di Papua Nugini dan daratan Australia dihubungkan oleh "jembatan darat" pada masa itu karena permukaan laut yang lebih rendah, dibandingkan dengan saat ini yang dipisahkan oleh Selat Torres.

Baca Juga: Hilang Selama 70 Tahun, Ilmuwan Temukan Kembali Situs Berisi Ratusan Fosil

Jembatan darat tersebut memungkinkan mamalia asli Australia pindah ke hutan hujan di Papua Nugini.

Namun ketika Selat Torres muncul, populasi hewan ini menjadi terpisah dari kerabat di Australia dan berevolusi secara terpisah agar sesuai dengan lingkungan di Papua Nugini.

Saat ini, para ilmuwan akan melakukan tiga penggalian paleontologi di dua lokasi berbeda di Papua Nugini selama tiga tahun mendatang.

Fosil kangguru. [Twitter]
Fosil kanguru. [Twitter]

Bekerja sama dengan kurator Museum dan Galeri Seni Papua Nugini, para ahli berharap dapat membangun minat lokal dalam paleontologi Papua Nugini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI