Suara.com - Riot Games selaku pengembang game Valorant bakal memantau obrolan suara para pemainnya per 13 Juli.
Mengutip The Verge, Selasa (28/6/2022), Riot mengatakan kalau teknologi itu untuk membantu melatih alatnya, yang pada akhirnya digunakan untuk mengevaluasi semua laporan pemain dalam game.
Kebijakan ini awalnya diumumkan pada April 2021, yang mana Riot Games memperbarui kebijakan privasinya.
Persyaratan baru itu memberikan izin pengembang untuk merekam dan mengevaluasi data suara ketika pemain menggunakan channel milik Riot.
Baca Juga: Mobile Legends Dirumorkan Tutup Awal Juni 2022, Netizen Beri Tanggapan Begini
Pemantauan suara ini dilakukan demi meminimalisir ujaran kebencian dan pelecehan di voice chat.
Riot mengatakan bakal menganalisis rekaman suara apabila satu pemain melaporkan seseorang terkait komentar kasar atau ofensif.
Nantinya, Riot akan menentukan apakah pemain itu memang melanggar kebijakan atau tidak.
Tapi, saat ini voice chat pemain yang direkam hanya dipakai untuk membangun sistem versi beta, yang diharapkan segera meluncur akhir tahun ini.
Untuk saat ini, Riot hanya mengevaluasi percakapan para pemain Valorant berbahasa Inggris di wilayah Amerika Utara.
Baca Juga: Marsha Tanggapi Rumor Mobile Legends yang Tutup di Juni 2022
Tapi jika pemain tidak mau percakapannya direkam, mereka bisa mematikan fitur voice chat dan menggantinya lewat alat komunikasi lain seperti Discord.