Suara.com - Populix, sebuah startup riset berbasis digital asal Indonesia, mengumumkan perolehan putaran pendanaan Seri-A senilai US$ 7,7 juta atau setara dengan Rp 114 Miliar. Pendanaan tersebut dipimpin oleh Intudo Ventures dan Acrew Capital, dengan partisipasi dari Altos Ventures dan Quest Ventures.
“Melalui putaran pendanaan ini, Populix berkomitmen untuk semakin memperkuat misi kami dalam memanfaatkan teknologi untuk memberikan kesempatan bagi setiap orang agar dapat menyuarakan pendapatnya sebagai konsumen, dan mendorong pelaku bisnis mengambil keputusan yang relevan dengan perkembangan pasar," kata Co-Founder & CEO, Populix Dr. Timothy Astandu dalam siaran pers Senin (27/6/2022).
"Berangkat dari misi tersebut, kami akan terus berupaya untuk mendigitalisasi seluruh proses pengumpulan data, mengoptimasi fitur yang sudah tersedia, meluncurkan layanan-layanan baru, memperluas pasar, dan menambah kapasitas talenta SDM kami,” lanjut dia.
Didirikan pada Januari 2018, Populix memanfaatkan kekuatan teknologi untuk membangun platform riset one-stop-solution guna membantu bisnis, institusi, dan individu mengambil keputusan berbasis data.
Baca Juga: DNA Starthub Ditutup dengan Pitch Battle dari 5 Startup Menjanjikan Indonesia!
Populix menawarkan layanan riset komprehensif secara kuantitatif maupun kualitatif untuk memahami kebutuhan pelanggan, menganalisis pasar, product testing, UI/UX study, brand health tracker, dan sebagainya.
Dengan memusatkan proses pengumpulan data secara online melalui perangkat seluler, Populix memiliki tujuan untuk membuat pengalaman mengisi survei lebih mudah dan menyenangkan bagi para responden. Di saat yang bersamaan, skema ini akan menyederhanakan proses pengumpulan data sehingga lebih cepat dan mudah bagi para klien.
Dalam perjalanannya, Populix juga mengembangkan lini produk B2C (business-to-consumer) melalui Poplite, yaitu layanan survei mandiri berbasis Software as a Service (SaaS) yang memungkinkan setiap orang untuk melakukan riset secara cepat dengan harga yang terjangkau.
Melalui Poplite, setiap orang bisa mendapatkan akses kepada 300.000 basis responden Populix yang telah dikelompokkan berdasarkan beberapa kategori. Pembuat survei tidak hanya dapat menyesuaikan kriteria responden yang dituju, tetapi juga menentukan jumlah pertanyaan dan banyaknya responden sesuai dengan anggaran yang mereka miliki.
Pada kuartal ketiga di tahun ini, Populix akan meluncurkan Survey Builder 2.0 pada Poplite yang menawarkan lebih banyak format pertanyaan dan logika survei.
Baca Juga: Persaingan Perusahaan Rintisan Makin Ketat, Inovasi Startup Harus Didorong
Di lini produk datasets, Populix juga mengumumkan rencananya untuk semakin memperkuat kumpulan data mereka dengan merilis laporan khusus generasi milenial dan menambahkan profil responden yang lebih spesifik, seperti pemilik kendaraan, pekerjaan, dan berbagai tambahan profil lainnya, pada kuartal keempat di tahun ini.
Sebelumnya di tahun 2021, Populix telah memperkenalkan PopVoice: Gen Z yang berisi ribuan data komprehensif seputar pola konsumsi, perilaku online, gaya hidup, tren, hingga opini para Gen Z sebagai generasi konsumen masa depan. Kumpulan data ini bisa didapatkan oleh siapa pun dengan sistem berlangganan.
Guna menjawab kebutuhan lebih banyak konsumen, melalui pendanaan Seri-A yang hari ini diterima, Populix juga akan merekrut lebih banyak talenta di bidang product and tech, melakukan pengembangan kapasitas SDM perusahaan, serta melakukan perluasan pasar.
Populix berencana untuk memulai ekspansi regionalnya di tahun 2023 dengan tujuan utamanya ke negara-negara tetangga di wilayah Asia Tenggara.
Sejak tahun 2020, Populix telah membantu lebih dari 1.500 klien, mulai dari perusahaan yang terdaftar di Fortune Global 500, pemerintah, perusahaan lokal, UMKM, hingga akademisi dan individu. Dalam kurun waktu satu tahun terakhir, Populix juga telah berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan perusahaan sebesar tiga kali lipat.