Suara.com - Influencer di China kini tak boleh asal bicara untuk membahas topik tertentu seperti hukum dan medis di platform online.
Mereka harus memiliki kualifikasi untuk membahas tema tersebut.
"Untuk konten yang membutuhkan tingkat profesionalitas lebih tinggi, streamer harus memiliki kualifikasi yang sesuai untuk berbicara terkait subjek tersebut," kata Administrasi Radio dan Televisi Negara serta Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata China, dikutip dari CNBC, Senin (27/6/2022).
Para influencer wajib menunjukkan kualifikasi tersebut ke platform live streaming yang mereka pakai.
Baca Juga: WeTV Rilis Poster Drama China The Shadow yang Diperankan oleh Winwin WayV
Nantinya, kualifikasi tersebut mesti ditinjau langsung oleh platform.
Kebijakan baru pemerintah China ini merupakan kelanjutan dari upaya mereka membenahi sektor live streaming.
Pasalnya seringkali mereka menggunakan platform semacam dari Tencent, Alibaba, hingga TikTok ByteDance untuk menjual produk dan meraup miliaran dolar penjualan dalam hitungan jam.
Selama 16 bulan terakhir, China telah memberlakukan peraturan baru di sektor teknologi untuk membatasi kekuatan raksasa teknologi yang dulunya lebih bebas.
Ada pula dorongan untuk mengontrol sektor yang sekiranya sangat berpengaruh ke masyarakat, seperti video game, live streaming, hingga budaya selebritas.
Baca Juga: Nyalip NASA dan Eropa, China Akan Ambil Sampel Mars pada 2031
Bulan lalu misalnya, pemerintah China melarang anak-anak di bawah 16 tahun menonton konten live streaming di atas jam 10.
Mereka juga tak diperbolehkan memberi hadiah untuk para influencer.
Untuk livestreamer, mereka dilarang mempublikasikan konten yang melemahkan atau mendistorsi kepemimpinan Partai Komunis China.
China memang memiliki sistem sensor ketat, di mana konten yang sekiranya tak disukai pemerintah akan dihapus dari internet.
Influencer juga dilarang menggunakan apa yang disebut sebagai deep fake technology untuk mengedit pemimpin partai atau negara.
Teknologi ini menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk mendistorsi wajah dan dapat digunakan untuk menyisipkan wajah politisi atau pemimpin, ke dalam video.
Livestreamer pun dilarang menampilkan sisa makanan yang berlebihan, barang mewah, atau gaya hidup yang boros.
Konten mereka juga tidak boleh menjurus ke arah seksual atau provokatif.