Negara Mayoritas Islam Cepat Bereaksi Terhadap Penistaan Agama, Tapi Mengapa Diam Ketika Umat Muslim Dianiaya?

Liberty Jemadu Suara.Com
Jum'at, 24 Juni 2022 | 07:05 WIB
Negara Mayoritas Islam Cepat Bereaksi Terhadap Penistaan Agama, Tapi Mengapa Diam Ketika Umat Muslim Dianiaya?
Protes warga muslim India buntut jubir partai penguasa hina Nabi Muhammad. (Foto: AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ahmet T. Kuru, pakar ilmu politik pada San Diego State University, AS mengatakan negara-negara Islam kerap bereaksi keras ketika ada kasus penistaan Islam. Sayang, negara-negara Islam sering kali diam ketika umat Muslim dianiaya. Berikut uraian ilmuwan asal Turki itu seperti yang sebelumnya ditayangkan di The Conversation:

Pemerintah India saat ini tengah mengalami krisis diplomatik menyusul pernyataan ofensif Nupur Sharma, juru bicara Partai Bharatiya Janata (BJP), partai pemerintah, tentang Nabi Muhammad SAW dan istrinya, Aisyah.

BJP menangguhkan Sharma dari posisinya di partai, tetapi ternyata itu tidak cukup untuk meredakan krisis. Puluhan negara mayoritas Muslim – termasuk Pakistan, Iran dan Arab Saudi – mengecam pemerintah India dan menuntut permintaan maaf mereka terhadap masyarakat luas.

Kasus tersebut hanyalah salah satu dari rangkaian insiden terkait ujaran kebencian terhadap Muslim, yang jumlahnya meningkat di India sejak pemerintahan dikuasai oleh BJP, yang dipimpin Perdana Menteri Narendra Modi, mulai tahun 2014.

Ilustrasi aksi demonstrasi warga Muslim di India. (Foto: AFP)
Ilustrasi aksi demonstrasi warga Muslim di India. (Foto: AFP)

Pemerintah India telah banyak dikritik atas beberapa pembunuhan di luar hukum terhadap Muslim oleh massa Hindu, diiringi dengan sikap apatis polisi dan lembaga peradilan, selama beberapa tahun terakhir.

Pada 2019, BJP mengesahkan undang-undang kewarganegaraan baru yang mendiskriminasi Muslim. Sikap Islamofobia mereka juga kerap mendorong beberapa sekolah dan perguruan tinggi untuk memberlakukan larangan memakai jilbab bagi siswi ataupun mahasiswi.

Kebijakan-kebijakan diskriminatif tersebut berdampak signifikan bagi tatanan global karena India merupakan negara dengan populasi Muslim terbesar ketiga di dunia, setelah Indonesia dan Pakistan. Dari perkiraan total 1,4 miliar populasi India, 15% atau sekitar 210 juta orang, adalah umat Muslim.

Sebagai seorang Muslim, saya menyadari betapa besar dan dalamnya rasa hormat umat Muslim kepada Nabi Muhammad dan memahami kemarahan mereka atas situasi saat ini. Reaksi negara-negara mayoritas Muslim, bagaimanapun, mencerminkan sikap politik mereka.

Seperti yang tertulis dalam buku saya, “Islam, Otoritarianisme, dan Ketertinggalan ”, sebagian besar negara-negara Islam atau yang mayoritas populasinya adalah Muslim cenderung bersifat otoriter dan lebih mudah mengecam adanya penistaan terhadap Islam daripada melakukan advokasi untuk melindungi hak-hak minoritas Muslim di luar negeri.

Baca Juga: Kemenlu RI Diminta Selesaikan Kasus Penghinaan terhadap Islam di India

Aisyah: perempuan yang hebat

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI