Suara.com - Para ahli melaporkan, sebuah bintik Matahari raksasa dengan besar tiga kali lipat ukuran Bumi, sedang menghadap ke arah planet dan kemungkinan akan mengirimkan semburan kelas menengah dalam waktu dekat.
"Bintik Matahari yang tumbuh cepat telah berlipat ganda hanya dalam 24 jam," kata Tony Phillips, penulis SpaceWeather.com, Rabu (22/6/2022).
Phillips mencatat bahwa medan magnet di sekitarnya berpotensi meledakkan suar Matahari kelas M menuju Bumi.
Jika bintik Matahari meledakkan lontaran massa korona (CME), yaitu partikel bermuatan yang menghadap Bumi, ada kemungkinan partikel tersebut akan berinteraksi dengan medan magnet Bumi dan menciptakan cahaya berwarna-warni di atmosfer yang dikenal sebagai aurora.
Baca Juga: Matahari Lepaskan Letusan Terkuat Dalam 5 Tahun, Sebabkan Pemadaman Radio
Namun, Pusat Prediksi Cuaca Antariksa Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA), yang bertugas memantau semburan Matahari dan ledakan lainnya, hingga saat ini belum mengeluarkan peringatan aurora.
Matahari sangat aktif pada musim semi ini, mengirimkan banyak suar kelas M dan kelas X (kelas terkuat) saat aktivitas meningkat dalam siklus bintik Matahari 11 tahun yang teratur.
Dilansir dari Space.com, Kamis (23/6/2022), biasanya CME tidak berbahaya dan mungkin hanya menyebabkan pemadaman radio singkat bersama dengan munculnya aurora.
Meski begitu, pada kesempatan langka, CME juga dapat mengganggu infrastruktur penting seperti satelit atau saluran listrik.
Oleh karena itu, NASA dan NOAA secara teratur memantau Matahari sepanjang waktu.
Baca Juga: Ledakan Suar Matahari ke Arah Bumi Sebabkan Pemadaman Radio
Selain itu, misi Parker Solar Probe NASA juga terbang sangat dekat dengan Matahari secara berkala, untuk mempelajari lebih lanjut tentang asal-usul bintik Matahari dan untuk lebih memahami cuaca luar angkasa yang dihasilkan Matahari.