Suara.com - Para peneliti memerdebatkan klaim singkat China yang mendeteksi sinyal luar angkasa dari teleskop terbesar di dunia.
Kementerian sains negara itu mengeluarkan laporan pekan lalu yang mengumumkan bahwa Sky Eye menangkap sinyal yang menunjukkan kehidupan alien, kemudian tiba-tiba menghapus studi tersebut.
Sekarang, para peneliti yang akrab dengan teleskop dan temuannya mengatakan bahwa sinyal tersebut memiliki asal-usul yang jauh lebih duniawi.
“Sinyal yang kami temukan sejauh ini semuanya gangguan, mereka bukan dari makhluk luar angkasa, mereka dari bumi,” kata Dan Werthimer, seorang peneliti di University of California, Berkeley, yang telah bekerja pada penelitian Sky Eye.
Baca Juga: China Klaim Terima Sinyal Peradaban Alien
Werthimer mengatakan, banyaknya sinyal dari ponsel dan satelit membuat sulit untuk menentukan apakah sinyal tersebut berasal dari Mars atau Milwaukee.
“Semua televisi dan telepon seluler dan satelit ini sekarang semakin memburuk dan sulit untuk mengetahui gangguan apa dan apa yang mungkin berasal dari peradaban yang jauh,” katanya.
China memicu imajinasi antarbintang setelah merilis temuannya yang menggiurkan.
“[Ada] beberapa kasus kemungkinan jejak teknologi dan peradaban luar angkasa dari luar bumi,” kata studi tersebut.
Para peneliti dari Beijing Normal University mengamati bahwa frekuensi tersebut tidak memiliki kemiripan dengan apa pun yang mereka temui sebelumnya.
Baca Juga: Ilmuwan Duga Ada 4 Peradaban Alien yang Mengintai Bumi
“Saya sebenarnya optimis tentang kehidupan di alam semesta,” katanya dilansir laman New York Post, Minggu (19/6/2022).
“Akan aneh jika kita adalah satu-satunya. Ada satu triliun planet di galaksi Bima Sakti, termasuk planet kecil berbatu seperti Bumi dengan air cair,” tukasnya.