Suara.com - Misi pendaratan dan pengembalian sampel Bulan yang disebut Chang'e 5 milik China, menemukan bukti air dua kali lipat, baik melalui analisis di tempat maupun dalam sampel yang dikirim ke Bumi.
Misi Chang'e 5 mendarat di Bulan pada Desember 2020, di mana robot menggali dan mengambil sampel Bulan dengan usia termuda yang pernah dikumpulkan di lokasi bernama Oceanus Procellarus.
Setelah itu, sampel Bulan yang telah dikumpulkan dikembalikan ke Bumi pada akhir bulan.
Para ilmuwan kini telah mengungkapkan bahwa pemindaian spektral pendarat dari permukaan dan analisis sampel di laboratorium di Bumi, menunjukkan keberadaan air di wilayah tersebut.
Baca Juga: Astronaut Bulan Masa Depan Bisa Minum Gunakan Air Es Vulkanik
"Untuk pertama kalinya, hasil analisis laboratorium pengembalian sampel Bulan dan data spektral dari survei permukaan Bulan in-situ digunakan bersama untuk memeriksa keberadaan, bentuk, dan jumlah air dalam sampel Bulan," kata Li Chunlai, ilmuwan planet di National Astronomical Observatories of the Chinese Academy of Sciences (NAOC).
Dilansir dari Space.com, Jumat (17/6/2022), meski begitu hasil tersebut tidak menunjukkan reservoir besar di permukaan Bulan.
Sebaliknya, hasil menunjukkan bahwa rata-rata batuan dan tanah di permukaan Bulan mengandung sekitar 30 bagian hidroksil per juta. Hidroksil sendiri merupakan bahan utama air.
Tim ilmuwan juga menilai sumber air terutama berasal dari bagian Bulan yang disebut apatit.
Li menambahkan bahwa misi Chang'e di masa depan juga akan fokus pada air untuk membangun gambaran yang lebih detail tentang air Bulan.
Baca Juga: China Bantah Puing Roket yang Akan Tabrak Bulan, Bukan Misi Chang'e 5-T1
Khususnya pada es air potensial di kutub selatan Bulan melalui misi Chang'e 7.