Suara.com - Terkait PHK Massal startup, Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Johnny G. Plate mengatakan, itu bisa terjadi di semua jenis usaha yang tidak dipersiapkan dengan baik.
"Prinsip-prinsip usaha harus menyiapkan produk maupun service-nya dengan betul, punya skema pembiayaan yang memadai, apakah itu ekuitas atau kombinasi dan debt person-nya (hutang), serta para sponsor (founders) dengan manajemen," tutur dia dalam keterangan resmi yang diterima, Rabu (16/5/2022).
Menurutnya, ketika perusahaan mengalami masalah, penyelesaian pertama yang paling mudah dilakukan dengan layoff atau pengurangan karyawan.
"Padahal, prinsip karyawan itu ya bukan aset lagi melainkan capital untuk suatu usaha. Makanya isu layoff ini begitu sensitif di saat sekarang. Apalagi isu layoff dikaitkan dengan startup bubble (gelembung startup)," ujar Plate.
Baca Juga: Bisnis Startup Diminta Perhatikan Aspek Tata Kelola Agar Bertahan
Ia melanjutkan, pemerintah bersama dengan operator telekomunikasi tengah giat membangun infrastruktur digital di level hulu atau upstream.
Hal itu ditujukan agar masyarakat bisa mengoptimalkan ruang digital.
"Justru saat ini giat-giatnya melaksanakan deployment ICT Infrastructure upstream. Tujuannya untuk mengajak masyarakat digital onboarding dalam rangka memanfaatkan downstream digital space," katanya.
Plate menilai keberadaan startup digital saat ini berada dalam ekosistem digital downstream.
Dengan pembangunan infrastruktur digital, peluang ekonomi digital akan berkembang dengan baik.
Baca Juga: Kominfo Siapkan Pelatihan Talenta Digital untuk Startup Digital
"Di mana startup digital berada? Di digital downstream. Nah pada saat kita membangun infrastruktur TIK dengan berusaha untuk membangun downstream digital kita, terangnya.
Menurut Plate, saat potensi digital economy kita yang begitu besar, maka disinilah perlu tata kelola dengan baik.
"Kalau Pemerintah yang pasti mengurus regulasi, tetapi yang paling penting itu dari para founders-nya untuk melihat services dan product yang dihasilkan itu relevan atau tidak,” tambah dia.
Lebih lanjut, ia menekankan agar aspek product dan services lebih diperhatikan.
Selanjutnya, perusahaan akan bisa menciptakan pembiayaan cadangan, termasuk capital venture dan sponsor dan manajemen.
“Jika product maupun services-nya bagus, maka perusahaan itu bisa menciptakan financing backup (pembiayaan cadangan). Termasuk melalui capital venture dan sponsornya itu sendiri, serta manajemennya. Tiga aspek itu yang bisa berhadapan dengan munculnya startup yang banyak,” jelasnya.