Indonesia Harus Perkuat Diversifikasi Pangan Lokal, Belajar dari Krisis Pangan Global Saat Ini

Liberty Jemadu Suara.Com
Selasa, 14 Juni 2022 | 14:16 WIB
Indonesia Harus Perkuat Diversifikasi Pangan Lokal, Belajar dari Krisis Pangan Global Saat Ini
Pekerja menjemur daun sukun untuk diolah menjadi produk minuman celup di Sekolah Pengarangan, Imbi, Jayapura, Papua, Jumat (8/4/2022). [ANTARA FOTO/Gusti Tanati/app/wsj]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Iskandar Azmy Harahap, peneliti pada BRIN, mengatakan Indonesia harus belajar dari krisis pangan Eropa akibat perang Rusia-Ukraina. Harus mulai memperkuat diversifikasi pangan lokal. Berikut ulasannya"

Pandemi COVID-19 yang berkepanjangan dan Perang Rusia-Ukraina di Eropa Timur sangat mempengaruhi rantai pasokan makanan secara global.

Rusia dan Ukraina merupakan produsen komoditas pertanian (gandum, jagung, biji bunga matahari) dan komoditas pertambangan (minyak bumi, gas alam, batu bara) yang memasok pasar global.

Dari sisi Rusia, kenaikan harga gas alam, yang merupakan bahan utama produksi pupuk, akan mempengaruhi harga pangan saat petani tidak mampu menanggung kenaikan biaya pupuk. Jika petani mengurangi penggunaan pupuk, hal itu dapat menurunkan kualitas dan produksi tanaman pangan.

Di sisi lain, Ukraina dikenal sebagai “keranjang roti Eropa”. Banyak negara di Timur Tengah dan Afrika Utara juga sangat bergantung untuk pasokan gandum dari negara tersebut, tak terkecuali Indonesia.

Di tengah masalah yang begitu kompleks, Indonesia harus memperkuat diversifikasi pangan agar tidak banyak bergantung pada pasokan pangan global yang begitu rentan akibat konflik bersenjata maupun krisis kesehatan.

Studi terbaru dari Rah dan koleganya menunjukkan bahwa Indonesia merupakan contoh utama dari tiga beban malnutrisi (triple burden of malnutrition): sekitar 1 dari 3 anak usia di bawah 5 tahun mengalami stunting, 1 dari 10 anak mengalami kekurangan berat badan, sedangkan 8 persen lainnya mengalami kelebihan berat badan.

Ini masalah serius yang dipengaruhi oleh pasokan, ketersediaan, akses, dan kualitas pangan.

Indonesia kaya tapi rentan ketahanan pangan

Baca Juga: Apakah Indonesia Siap Hadapi Krisis Pangan Global yang Bisa Picu Kelaparan?

Menurut profesor teknologi pangan UGM, Djagal Wiseso Marseno, dalam kontestasi geopolitik pangan, wilayah Indonesia memiliki area geografis, demografis, dan sumber daya alam yang melimpah dan strategis.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI