Suara.com - Spotify terus berupaya untuk menangkal konten-konten berbahaya di platform mereka. Terbaru, Spotify mengumumkan telah membentuk Dewan Penasehat khusus untuk mengatasi persoalan itu.
Dewan penasehat khusus yang ditunjuk nantinya bertugas memberikan masukkan dalam mengatasi konten-konten berbahaya, seperti ujaran kebencian, disinformasi, ekstremisme hingga penyalahgunaan online.
Keputusan itu diambil agar grup tersebut bisa sigap memberantas konten berbahaya pada layanan streaming aplikasi audio digital tersebut.
Terlebih, Spotify sempat terkena serangan balasan awal tahun ini atas "The Joe Rogan Experience". Kasus ini terjadi setelah podcaster dianggap menyebarkan informasi yang salah tentang Covid-19.
Baca Juga: Menyabet Gelar sebagai Debut Album Artis Korea Terbesar, Inilah Torehan Prestasi "Proof" BTS
Dikutip dari Reuters, setidaknya 18 ahli telah bergabung dalam dewan ini. Mereka termasuk perwakilan kelompok hal- hak sipil Pusat Demokrasi dan Teknologi.
Selain itu, ada perwakilan dari berbagai perwakilan universitas- universitas kenamaan dunia, seperti Universitas Gothenburg Swedia serta Institut Teknologi dan Masyarakat Brazil.
“Idenya adalah untuk membawa para ahli terkenal di dunia ini, banyak dari mereka telah berada di ruang ini selama beberapa tahun, kehadiran dewan ini untuk mewujudkan hubungan dengan mereka,” kata Kepala Urusan Publik Global Spotify, Dustee Jenkins.
Rencananya, Spotify juga akan mengadakan pertemuan rutin membahas konten-konten berbahaya tersebut, sehingga ketika ada konten serupa, Spotify dapat bertindak secara untuk mengatasinya dengan cepat.
Meski demikian, dewan ini murni bersifat penasihat. Artinya Spotify dapat menerima atau menolak saran dari mereka mengenai cara menangani konten berbahaya.
Baca Juga: Tembus 7 Juta Lebih Streaming, Yet To Come BTS Memecahkan Rekor Debut Terbesar di Spotify!
Hal tersebut berbeda dari tugas dewan pengawas Meta, yang memutuskan kasus apa yang diulas. Spotify sendiri akan mengajukan masalah untuk dipertimbangkan dewan dan memberikan umpan balik.
Kepala Keamanan Spotify, Sarah Hoyle mengatakan, dewan penasihat tidak dibentuk sebagai reaksi terhadap kreator atau situasi tertentu, melainkan sebagai solusi atas tantangan mengoperasikan layanan global di tengah ancaman siber yang terus berkembang.
“Bagaimana kami meningkatkan keahlian internal yang sudah kami miliki di Spotify, ini adalah cara untuk membuat para ahli ini bekerja," jelas Hoyle.
"Mereka yang sepanjang hidupnya telah mempelajari ini, dan mereka ada di pasar di seluruh dunia. Sama seperti pengguna kami dan juga kreator kami,” tandasnya. [ANTARA]