Suara.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengumumkan uji coba baru terkait memanfaatkan perangkat teknologi untuk aktivitas kesehatan.
Uji coba pantauan kesehatan ini dilakukan ke para jemaah haji lewat wearable device seperti smartwatch (jam tangan pintar).
"Data kesehatan itu bukan hanya dari layanan kesehatan seperti lab, hospital, dan lainnya. Kami bisa hubungkan dengan wearable device," kata Chief Technology Transformation Office (DTO) Kemenkes, Setiaji, dalam konferensi pers bersama Huawei pada Jumat (10/6/2022) lalu.
"Kami akan menggunakannya sebagai standar yang bisa digunakan untuk pemantauan kesehatan, dan saat ini sedang diuji coba untuk layanan haji," tambahnya.
Baca Juga: Apple Watch Kuasai Pangsa Pasar Smartwatch Dunia, Ditempel Huawei dan Xiaomi
Ia mengungkapkan, biasanya para jemaah haji, terutama yang lanjut usia, banyak yang meninggal karena serangan jantung dan sesak napas. Hal itu terjadi karena upaya pertolongan yang lambat.
"Begitu datang petugas kesehatan, sudah critical (kritis). Sehingga sulit dilakukan recovery," tutur Setiaji.
Dengan adanya wearable device, kata dia, Kemenkes bisa memonitor data seperti heart rate.
Sehingga ketika data sudah mencapai ukuran tertentu, pihaknya bisa mendatangi di mana lokasi orang yang memerlukan pertolongan.
"Nah ini sedang kami trial ke yang pergi haji, wearable device. Sehingga kami bisa memonitor dan memastikan para peserta haji bisa aman dan kemudian selamat hingga sampai tanah air," jelas Setiaji.
Baca Juga: Apple Watch Siap Sematkan Kamera yang Dapat Diputar di Dalam
Kementerian Kesehatan sendiri memiliki aplikasi bernama TeleJemaah Puskes Haji yang akan digunakan pada pelaksanaan ibadah haji tahun ini.
Aplikasi itu dapat mempermudah petugas kesehatan dalam memantau kondisi kesehatan jemaah haji berisiko tinggi.
"Tujuannya sebagai media edukasi secara elektronik yang berbentuk aplikasi berbasis Android saat ini dan aplikasi ini sudah tersedia di Play Store dan bisa di download gratis,” kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, Budi Sylvana, dikutip dari laman Sehat Negeriku Kemenkes.
Aplikasi TeleJemaah terhubung dengan wrist band yang dipakai di pergelangan tangan jemaah.
Wrist band berbentuk seperti smart watch dan terhubung dengan aplikasi TeleJemaah pada ponsel pintar milik jemaah haji.
Perangkat ini difasilitasi oleh Kementerian Kesehatan khusus bagi jemaah haji berisiko tinggi.
Wrist band ini bisa merekam data kondisi kesehatan jemaah haji yang didapat melalui infra merah. Data itu kemudian terhubung ke TeleJemaah dan Tele Petugas.
Sementara menu aplikasi TeleJemaah ini memiliki menu seperti input data kesehatan yang terdiri dari tekanan darah, gula darah, saturasi oksigen, suhu tubuh, sampai keluhan.
Menu pada aplikasi tersebut bisa dimanfaatkan oleh jemaah haji dan bisa meminta bantuan petugas kesehatan jika diperlukan.
Pada aplikasi itu juga terdapat informasi vaksinasi. Ini adalah data vaksinasi yang sudah dilakukan oleh jemaah haji di kabupaten/kota atau Puskesmas pada saat melakukan vaksinasi terutama meningitis.