Suara.com - Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia atau APJII mengungkap kalau masyarakat Indonesia paling banyak menggunakan internet untuk kebutuhan sosial media, baik itu Facebook, WhatsApp, Telegram, Line, Twitter, Instagram, YouTube, dan lainnya.
"Jadi ada 98,02 persen orang Indonesia menggunakan internet untuk membuka media sosial. Jadi social media adalah alasan utama orang menggunakan internet," kata Sekretaris Jenderal APJII Zulfadly Syam saat memaparkan hasil survei bertajuk Profil Internet Indonesia 2022 di Jakarta, Kamis (9/6/2022).
Kemudian alasan kedua terbesar orang Indonesia menggunakan internet yakni untuk mengakses informasi atau berita dengan persentase 92,21 persen. Alasan ketiga yakni untuk melakukan aktivitas seperti bekerja atau bersekolah dari rumah dengan persentase 90,21 persen.
Berikut alasan orang Indonesia menggunakan internet menurut survei APJII:
Baca Juga: Jumlah Pengguna Transaksi Digital Capai 21 Juta pada 2022
1. Untuk mengakses media sosial = 98,02 persen
2. Untuk mengakses informasi atau berita = 92,21 persen
3. Untuk bekerja atau bersekolah dari rumah = 90,21 persen
4. Untuk mengakses layanan publik = 84,9 persen
5. Untuk menggunakan email = 80,74 persen
6. Untuk transaksi online = 79 persen
7. Untuk konten hiburan (game online/TV/radio/video) = 77,25 persen
8. Untuk transportasi online = 76,47 persen
9. Untuk mengakses layanan keuangan = 72,32 persen
Selain alasan menggunakan internet, APJII juga mengungkap alasan orang Indonesia tidak menggunakan internet. Alasan paling banyak dipilih adalah karena masyarakat menilai kuota terlalu mahal.
"Alasan tidak menggunakan internet ternyata 45,16 persen responden menyatakan kalau membeli kuota terlalu mahal. Berarti masih ada kata-kata mahal, internet mahal, 45,16 persen" kata Zul.
Lalu alasan kedua orang Indonesia tidak menggunakan internet adalah tidak memiliki komputer atau gadget yang dapat terhubung ke internet dengan skala penilaian 44,8 persen.
Berikut lima alasan orang Indonesia tidak menggunakan internet menurut survei APJII:
Baca Juga: Survei APJII: Penetrasi Internet di Indonesia Tertinggi Ada di Jakarta
1. Kuota terlalu mahal = 45,16 persen
2. Tidak memiliki komputer atau gadget yang terhubung ke internet = 44,8 persen
3. Tidak ada internet di wilayahnya = 43,37 persen
4. Tidak mengerti cara menggunakan perangkat = 41,48 persen
5. Merasa aman jika tidak pakai internet = 41,01 persen
Sebelumnya dalam survei yang sama APJII menyebutkan bahwa penetrasi internet di Indonesia telah sebesar 77 persen di 2022. Selain itu jumlah pengguna internet Indonesia sudah di angka 210 juta.