Suara.com - Selama Rusia menginvasi Ukraina, Microsoft menjadi salah satu perusahaan teknologi yang cabut dari Rusia.
"Sebagai hasil dari perubahan prospek ekonomi dan dampaknya terhadap bisnis kami di Rusia, kami telah membuat keputusan untuk secara signifikan mengurangi operasi di Rusia," kata juru bicara Microsoft, dikutip dari The Verge, Kamis (9/6/2022).
"Kami akan terus memenuhi kewajiban kontrak yang ada dengan pelanggan Rusia ketika penangguhan penjualan diterapkan," tambahnya.
Microsoft juga menyatakan kalau perusahaan bakal bekerja sama dengan karyawan yang terkena dampak kebijakan ini.
Baca Juga: Microsoft Office Punya Celah Keamanan, Bisa Dibobol Hacker
Disebutkan kalau ada 400 karyawan yang terpengaruh dari penghentian bisnis Microsoft di Rusia.
Namun, belum jelas berapa banyak karyawan yang saat ini bekerja untuk Microsoft di Rusia.
Sebelumnya, Chief Financial Officer Microsoft, Amy Hood mengungkapkan, Rusia menyumbang kurang dari satu persen dari total pendapatan perusahaan.
Microsoft bukanlah perusahaan multinasional yang menangguhkan atau menghentikan bisnisnya di Rusia.
Perusahaan lain seperti Dell, Apple, Nike, dan Adidas sudah melakukan lebih dulu menutup bisnisnya di negara tersebut.
Baca Juga: Apple Kalahkan Microsoft dan Nintendo dalam Perolehan Pendapatan Game