Jutaan Ton Bahan Kimia Reaktif Baru Terdeteksi di Atmosfer Bumi

Selasa, 07 Juni 2022 | 14:39 WIB
Jutaan Ton Bahan Kimia Reaktif Baru Terdeteksi di Atmosfer Bumi
Ilustrasi ilmuwan. [Freepik]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para ilmuwan mendeteksi kelas senyawa kimia super-reaktif baru di atmosfer Bumi, yang disebut dapat mempengaruhi kesehatan manusia dan iklim global.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science itu mendokumentasikan untuk pertama kalinya pembentukan trioksida, senyawa kimia yang sangat mengoksidasi dengan tiga atom oksigen yang terikat satu sama lain.

"Jenis senyawa yang kami temukan unik dalam strukturnya dan sangat mengoksidasi, kemungkinan besar itu membawa sejumlah efek yang belum kami temukan," kata Henrik Grum Kjærgaard, penulis senior studi dari Universitas Kopenhagen, dikutip dari Independent, Selasa (7/6/2022).

Dalam studi baru, para ilmuwan telah menunjukkan bahwa hidrotrioksida adalah kelas senyawa kimia baru yang terbentuk di bawah kondisi atmosfer.

Baca Juga: Ilmuwan Duga Ada 4 Peradaban Alien yang Mengintai Bumi

Hidrotrioksida merupakan sejenis hidrogen polioksida dengan air, yang mengandung dua atom hidrogen dan satu atom oksigen, menjadi jenis yang paling sederhana dan paling umum.

Sementara itu, hidrogen peroksida yang mengandung dua atom hidrogen dan dua atom oksigen (H2O2), sering digunakan sebagai pemutih dan merupakan senyawa kimia lain yang sejenis.

Ilustrasi cairan pemutih.[Shutterstock]
Ilustrasi cairan pemutih.[Shutterstock]

Sedangkan hidrotrioksida yang ditulis secara kimia sebagai ROOOH, dengan R sebagai gugus terikat seperti karbon, memiliki tiga atom oksigen yang terikat satu sama lain dan bahkan lebih reaktif.

Para ahli mengatakan bahan kimia ini terbentuk selama dekomposisi atmosfer dari beberapa zat yang dipancarkan secara luas, termasuk isoprena dan dimetil sulfida.

Para peneliti menduga bahwa umur hidrotrioksida di atmosfer berkisar dari menit hingga jam.

Baca Juga: Ilmuwan Temukan Batu Luar Angkasa Aneh di Gurun Mesir, Berasal dari Supernova Langka

Tim mengatakan bahwa isoprena (bahan kimia yang diproduksi oleh komponen utama karet alam) adalah salah satu senyawa organik yang paling sering dipancarkan ke atmosfer yang berubah menjadi trioksida ini.

Para ilmuwan mengatakan sekitar 1 persen dari semua isoprena yang dilepaskan berubah menjadi hidrotrioksida. Diperkirakan konsentrasi ROOOH di atmosfer adalah sekitar 10 juta per cm kubik.

Tim ahli juga mengatakan trioksida mungkin dapat menembus partikel kecil di udara, yang dikenal sebagai aerosol dan cukup stabil untuk bereaksi dengan banyak senyawa lain di atmosfer.

"Trioksida kemungkinan besar akan memasuki aerosol, di mana itu akan membentuk senyawa baru dengan efek baru," katanya.

Dapat dibayangkan bahwa zat baru terbentuk di aerosol yang berbahaya jika terhirup.

"Tetapi penyelidikan lebih lanjut diperlukan untuk mengatasi potensi efek kesehatan ini," tambah Kjærgaard.

Ilustrasi sinar matahari. [Shutterstock]
Ilustrasi sinar matahari. [Shutterstock]

Banyak peneliti percaya bahwa kelas bahan kimia ini mungkin juga mempengaruhi iklim.

Mengingat sinar Matahari dipantulkan dan diserap oleh aerosol, ini memengaruhi keseimbangan panas Bumi.

Ketika aerosol menyerap zat, itu akan berkontribusi juga pada pembentukan awan, yang pada akhirnya mempengaruhi iklim Bumi.

Meskipun ada banyak senyawa kimia di udara yang belum ditemukan, para peneliti mengatakan tidak khawatir dengan penemuan baru ini.

Saat ini, tim akan mempelajari efeknya lebih terarah dan merespons jika ternyata berbahaya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI