Dikira Hujan Meteor, Ilmuwan Ungkap Faktanya

Dythia Novianty Suara.Com
Kamis, 02 Juni 2022 | 05:58 WIB
Dikira Hujan Meteor, Ilmuwan Ungkap Faktanya
Ilustrasi hujan meteor. [Shutterstock/Hareluya]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Puing-puing roket China dilaporkan terlihat terbakar di langit Australia.

Penampakannya seperti hujan meteor karena terbakar di atmosfer dan membuat beberapa pengamat berpikir mereka menghadapi serangan rudal.

Orang-orang di Australia Barat melihat garis-garis terang di langit malam awal pekan ini.

Ledakan sonik juga terdengar oleh penduduk setempat di kota Broome.

Baca Juga: Jangan Terlewat! Saksikan Hujan Meteor Tau-Herculids Malam Ini

Peristiwa tak terduga itu membuat beberapa ahli luar angkasa percaya bahwa mereka sedang menyaksikan hujan meteor yang mereka sebut Kimberley.

Namun, para ahli sekarang berpikir 'hujan meteor' Kimberley sebenarnya adalah roket China yang jatuh dari orbit.

Ilustrasi Hujan Meteor. [April Chen/Unsplash]
Ilustrasi Hujan Meteor. [April Chen/Unsplash]

Beberapa orang di Australia melaporkan melihat benda-benda terbakar di langit pada pukul 12:30 waktu setempat pada Senin (1/6/2022)

"Saya sedang duduk di jalan masuk dengan pasangan saya ... dan dia seperti, 'Apa itu?' Dan langit baru saja menyala, benar-benar menyala. Sejujurnya kami mengira itu adalah rudal," ujar seorang saksi bernama Glen Brough dikutip ABC News.

Ahli astrofisika Harvard Dr Jonathan McDowell juga berbicara kepada ABC dan mengatakan dia pikir Brough dan rekannya melihat sepotong roket China Long March 3 terbakar saat menembus atmosfer Bumi.

Baca Juga: 5 Fenomena Langit Menarik Sepanjang Mei 2022

"Itu [roket] meluncurkan satelit komunikasi yang disebut Tian Lian, yang sebenarnya adalah satelit relai yang digunakan oleh astronot China di stasiun ruang angkasa China," terangnya dilansir laman The Sun, Kamis (2/6/2022).

Dr McDowell menggunakan data Komando Luar Angkasa Amerika Serikat untuk melacak jatuhnya roket.

"Jalurnya menunjukkan bahwa itu mengarah ke timur melewati titik masuk tepat di atas Broome dan melintasi Australia utara, jadi kedua arahnya tepat, dan waktunya tepat," jelasnya.

Meskipun potongan-potongan puing yang pecah tampak seperti meteor, para ahli mengatakan mereka bergerak terlalu cepat untuk menjadi batuan luar angkasa.

Bunyi dentuman yang terdengar selama pertunjukan cahaya Senin dikatakan sebagai dentuman hipersonik.

Itu bisa terjadi ketika sampah luar angkasa memecahkan penghalang suara saat masuk kembali.

Long March 3C. [STR/AFP]
Long March 3C. [STR/AFP]

Brough mengklaim suara menakutkan itu menyebabkan "setiap anjing" di daerah setempat menggonggong.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI